Kamis, 28 Januari 2010

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM TUAN GURU HAJI MUHAMMAD SOLEH CHAMBALI BENGKEL AL- LOMBOKI

Oleh Lalu Agus Murzaki *

Pemikiran pendidikan Islam Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel Al Lomboki tidak lepas dari delapan hal, yaitu hakekat pendidikan Islam, tugas dan fungsi

pendidikan Islam, komponen dasar pendidikan Islam, kurikulum pendidikan Islam, metode pendidikan Islam, evaluasi pendidikan Islam dan kelembagaan pendidikan Islam. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan:
1.Hakekat Pendidikan Islam
Hakekat pendidikan Islam menurut Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali: memberikan pencerahan kepada anak didik agar menjadi manusia bermanfaat bagi kebanyakan orang yang belum mengerti (awam al muslimin), ikhlas hatinya semata-mata untuk mencari ridha Allah
2.Tugas dan Fungsi pendidikan Islam
Tugas Pendidikan Islam menurut Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali mengenalkan peserta didik kewajiban dirinya sebagai seorang manusia dan hamba dengan cara menyiapkan mereka dengan ilmu pengetahuan bagi kelangsungan hidupnya di dalam masyarakat.
Sedangkan pendidikan Islam berfungsi sebagai pembeda antara manusia dengan hewan. Manusia memiliki aturan dan tata cara berkelakuan antara sesama manusia. Sehingga masyarakat dapat mengetahui dengan jelas perbedaan awam al muslimin dengan alim.
Di samping fungsi pembeda beliau juga menjelaskan bahwa harus ada keseimbangan antara kehidupan sosial yang ada di dunia ini dengan kehidupan akhirat yang akan datang.
3.Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam tergantung dari niat, kehendak di dalam menuntut ilmu, mencari keridhaan Allah Ta’ala dengan mengerjakan taat dan menjauhkan maksiat, mengamalkannya ilmu yang bermanfaat serta keluar daripada kebodohan kepada cahaya terang ilmu.
4.Komponen Dasar Pendidikan Islam
Ada tiga komponen sebagai dasar pendidikan Islam: orang tua, guru dan murid, ketiga komponen ini harus saling menunjang satu dengan lainnya. Orang tua menurut Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali harus mendidik anaknya mengenai mengenal Allah dan rasulnya, lalu menuruhnya untuk belajar kepada seorang guru. Guru harus mendidik peserta didik dengan pelajaran yang baik demi tercapainya pendidikan Islam. Seorang murid harus mendengarkan memperhatikan dan menghafal apa yang diajarkan gurunya.
5.Kurikulum Pendidikan Islam
Beberapa pelajaran yang diajarkan yang diajarkan Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali berdasarkan pada kitab-kitabnya: tauhid, sirah Nabawiyah, Tasawuf, Adab, Alqur’an, Fiqih Ibadah dan Fiqh Mu’amalah dan Fiqh al Nisa, dan Hadits.
6.Metode Pendidikan Islam
Beberapa metode yang digunakan Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali antara lain: metode tanya jawab, metode bahtsiyah (Induktif), metode pembiasaan, metode mau’idzhah, metode cerita, metode bertanya dengan tujuan menguji
7.Evaluasi Pendidikan Islam
Dalam evaluasi Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali tidak menggunakan tes terstruktur seperti sekarang ini, beliau lebih pada penilaian kepribadian para santrinya
8.Kelembagaan Pendidikan Islam
Darul Qur’an adalah sebuah lembaga besar dan dikagumi pada masa hidup Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali, kebesaran lembaga ini didukung oleh alumni-alumninya yang kemudian mendirikan madrasah-madrasah baru disekitar Pulau Lombok.
Relevansi penting pemikiran Tuan Guru Haji Muhamad Soleh Chambali Bengkel dalam konteks kekinian adalah:
1. Peran Niat dan Tauhid
Masyarakat modern saat ini sering dihinggapi perasaan ragu dan bimbang padahal keterpenuhan akan kehidupan baik sandang, papan bahkan tertier memadai. Perasaan gersang dan penuh dengan ketidak percayaan ini melahirkan sebuah ekosistem baru yaitu masyarakat yang penuh dengan kecurigaan, masyarakat yang tidak tahu malu, sehingga salah berpengang. Ketidak stabilan ekosistem ini menjadi pertanyaan besar pada abad 21 dan jawabannya sangat sederhana “sadari dirimu dengan cara memikirkan hasil ciptaan Allah dan jangan pernah memikirkan Allah itu sendiri. Pengedepanan konsep tauhid di dalam keduniaan kita memberikan satu keyakinan dan satu perasaan tenang dan damai karena manusia tidak lagi bergantung kepada suatu kekuatan animisme ataupun juga dinamisme. Dengan tauhid, manusia hidup dengan penuh arti, karena menyakinkan dirinya akan mendapatkan balasan yang baik atas segala kebaikannya.
2.. Metode Bahtsiyah (Induktif)
Kritik penulis kontemporer yang menempatkan penulis-penulis yang berbau klasik kekurangan metodologi tidak berlaku bagi tulisan Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali Bengkel, karena beliau mengetengahkan tulisan-tulisanya dengan penulisan yang memiliki sumber rujukan yang jelas, sehingga penulis kontemporer (masa kini) bisa melacak arah pola pemikiran beliau dari berbagai dimensinya, tergantung kecenderungan yang ingin dibangun penulisnya.
Dengan demikian diharapkan generasi sekarang ini lebih mampu memberikan pencerahan melalui karya ilmiah yang lebih original tanpa harus terkait dengan komentar-komentar apalagi hanya mampu pada tataran penerjemahan yang sejak abad 10 M pun telah dilakukan.
3. Pembiayaan Pendidikan
Menurut beliau ada empat komponen masyarakat yang wajib memberikan hartanya untuk kepentingan pendidikan yaitu bapaknya, ibunya, baitul mal (baca: Negara), dan orang-orang kaya. Pendapat ini memiliki arti penting agar diperhatikan bagi seluruh masyarakat Indonesia, karena saat ini persoalan yang sangat mendasar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, bukan lagi apa yang harus dimakan hari ini akan tetapi mampukah masyarakat membiayai sekolah anak-anaknya besok lusa.
4. Penguatan di bidang Ekonomi
Pandangan tajam Tuan Guru Haji Muhammad Soleh Chambali mampu menembus urat nadi kehidupan sentral manusia dengan mengetengahkan sebuah kitab yang khusus membahas tentang tata cara seorang muslim berusaha, “Bintang Perniagaan pada Kelebihan Berusaha” sebagai contoh kongrit yang di dalamnya membahas tentang bagaimana seharusnya memperoleh kehidupan dunia dengan penguatan pada bidang ekonomi namun tidak kering dari nilai-nilai ibadah.
Diharapkan, setelah membaca kitab tersebut orang Islam memiliki semangat hidup untuk berusaha keras mendapatkan kehidupan dunia demi menjaga eksistensi dirinya dari penghinaan dan kehinaan dunia.


*. Lalu Agus Murzaki, aktifis HMI Fakultas Tarbiyah

Readmore »»

MENDIDIK ANAK SUPERNORMAL DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

Oleh:
IDA ZULIFAH *
Mendidik Anak Supernormal
Seperti yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya, bahwa kemampuan anak super berbeda dengan anak normal biasa; Perkembangan fisik, psikis dan bahasa lebih pesat, mempunyai prestasi yang tinggi baik di
sekolah maupun di luar sekolah dan tidak pernah mendapat kesulitan dari pelajarannya. Karena keistimewaannya tersebut penting bagi pendidik untuk memelihara, menjaga bahkan mengembangkannya.
Orang tua tidak boleh meremehkan dan mengabaikan anaknya yang jenius/super. Karena sikap meremehkan dan mengabaikan sungguh tidak baik. Karena dengan begitu ada kemungkinan untuk melakukan pemunahan-pemunahan perbuatan mubazir, lebih dari itu dengan mengabaikan dan meremehkan, berarti merusak anak-anak yang mempunyai kecerdasan istimewa. Selama orang tua masih memiliki sikap sepereti itu berarti tidak memberi kesempatan kepada anak untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi yang dapat dijangkau anak, juga menghambat mereka dari kehidupan bahagia dan produktif.1 Oleh karena itu untuk menghindari perbuatan mubazir dan pemunahan keistimewaan orang tua harus mendidik, memelihara keistimewaan dan keunggulan jenius serta menjaganya.
Dalam memelihara dan mendidik orang tua harus menyiapkan bagi mereka keadaan dan fasilitas yang membantu serta mendorongnya dalam mengembangkan kepribadiannya di berbagai segi.2
Orang tua dapat mendidik anaknya dirumah, karena bagi seorang jenius rumah merupakan jantungnya pembelajaran, orang tua bisa menciptakan rumah super yaitu rumah yang penuh kegembiraan dan diterapkannya proses belajar-mengajar secara informal tapi menyenangkan, caranya :
1.Sediakan fasilitas yang menyenangkan seperti buku-buku, mainan, pensil, kertas, crayon, cat, tanah liat, kaset video dan kaset audio. Benda-benda ini sangat penting bagi seorang jenius yang sedang berkembang, karena akan membantu penjelajahannya.3
Pensil berwarna, cat dan beberapa lembar kertas akan membawa hasil yang besar, karena anak mungkin menggunakan waktu berjam-jam lamanya untuk membuat ungkapan yang menyenangkan, dan mainan yang tidak memerlukan banyak biaya seperti sebuah kotak kayu kosong, sebuah palu (martil) dan sejumlah paku, mungkin alat yang sederhana ini dapat membuka banyak pintu dan kegiatan pikiran dan tangan.4
Sedapat mungkin orang tua juga menyediakan buku-buku referensi sebagai informasi. Buku-buku hendaknya disimpan ditempat yang mudah dijangkau, sehingga anak akan mudah membaca dan mencari informasi yang dibutuhkan. Buku-buku referensi itu misalnya; kamus, ensiklopedi, atlas dan buku almanak. Buku-buku ini merupakan referensi yanga harus adan dalam kolegsi perpustakaan seorang jenius.5 Orang tua dapat menyewakan buku-buku tersebuut di perpustakaan apabila tidak mungkin membeli.
2.Perbanyak pujian, orang tua juga harus menciptakan suasana gembira dan penuh antusias yang dibutuhkan, karena jenius kecil membutuhkan pujian yang terus menerus. Pujian merupakan komoditas yang relatif murah dan hanya membutuhkan sedikit upaya dari orang tua.6
Artinya hanya dengan senyuman, anggukan kepala, elusan lembut di kepala atau puji-pujian merupakan suatu yang membutuhkan sedikit usaha orang tua, tetapi sangat berarti untuk anak karena menunjukkan sang anak berhasil. Pujian mendorong anak untuk berusaha lebih keras dan semangat. Anak akan merasa senang karena pujian, sebuah kata pujian akan membuat anak merasa lebih berarti dan mungkin saat ini akan tidak sabar untuk belajar lebih banyak.
3.Kegembiraan dalam berbagi, ada perasaan yang besar dalam berberbagi; membagi waktu dan membagi diri, apabila orang tua membagi diri dengan anak maka akan terlibat dalam bernagai kegiatan.7
Menurut sutratinah Tirtonegoro, ada beberapa upaya yang harus dilakukan orang tua untuk anaknya yang supernormal yaitu :
1.Menciptakan lingkungan rumah atau keluarga yang serasi, selaras dan seimbang dengan diri anak supernormal.
2.Menyiapkan sarana lingkungan fisik-alam-sosial yang memungkinkan anak dapat mengembangkan kemampuannya yaitu dengan :
Mencarikan teman yang dapat mengembangkan intelektual dan sikap sosialnya.
Menyediakan perpustakaan kecil di rumah sebagai penunjang kurikulum di sekolah sekaligus untuk bahan pengayaan.
Menyediakan fasilitas yang dibutuhkan anak; tempat belajar yang baik, kesempatan-kesempatan untuk melakukan percobaan, menyediakan bahan disamping bantuan moral yang berupa dorongan, pengertian dan bimbingan.
Orang tua harus memperingatkan dengan halus, diberi keterangan yang masuk akal sehingga penjelasan itu dapat diterima anak dengan penuh pengertian, dan jika akan melarang sesuatu harus dengan alasan yang tepat dan logis.8
Dalam bukunya Ali Sulaiman yang berjudul “ Anak Berbakat Bagaimana Cara Mengetahui Dan Membinanya” dijelaskan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan orang tua dalam mendidik anaknya yang superior :
1.Orang tua harus memandang anak dan memperlakukannya dengan segala perasaan pikiran dan tindakan yang dimilikinya serta menganggapnya sebagai dunia yang terkait denganny bukan bagian yang terpisah.
2.Orang tua jangan hanya memberikan penghargaan kepada anak karena kemampuan intelektualnya dan prestasi belajarnya, tetapi juga harus memperhatikan sifat-sifat anak lainnya yang dapat membantu untuk dapat mengembangkan kemampuannya.
3.Orang tua harus memotivasi anak agar terus-menerus bekerja dan meneliti meskipun kadang-kadang gagal, orang tua hendaknnya tidak berpandangan bahwa semua usahanya harus berhasil.
4.Orang tua harus menjadi teladan yang baik dan contoh ideal dalam hal memberi perhatian, kerjasama dan partisipasi aktif supaya anak dapat mempelajari pola-pola perilaku.9
Di samping itu orang tua juga dapat menggunakan metode yang tepat untuk meningkatkan proses pembelajaran super, yaitu metode yang dapat menimbulkan rangsangan dan kegiatan belajar aktif, yaitu cara :
1.Mengembangkan identitas, misalnya dengan memperkenalkan anak pada orang-orang ternama yang lahir pada tanggal dan bulan yang sama dan anjurkan membaca kisah kehidupan mereka. Dunia ajaib seorang jenius akan terbuka baginya untuk memberinya identitas diri yang indah.
2.Permainan, misalnya permaianan kata, permainan kata bisa sangat menyenangkan; carikan kata-kata yang sulit diucapkan , kalimat-kalimat yang kata-katanya hampir sama, dan sajak yang diucapkan dengan cepat dan biarkan anak mencoba mengucapkan tiga kali tanpa membuat kesalahan.
3.Melihat-lihat perpustakaan
4.Berjalan-jalan di alam terbuka
5.Membuat dan mengajukan pertanyaan.10
Apabila orang tua ingin anaknya yang super sukses, maka orang tua perlu mendorong anaknya dengan motivasi positif. Karena motivasi positif dapat membuat percaya pada potensi yang dimiliki dan menghalalkan keraguan. Para ilmuan semakin mencerahkan dunia dengan temuan-temuan mereka itu merupakan hasil dari motivasi yang sangat dalam. Misalnya, motivasi Thomas Alva Edison membuat puluhan ribu kegagalan, sampai akhirnya dia menemukan lampu listrik yang membawa era listrik ke dalam kehidupan.11
Ada enam mantra untuk meningkatkan motivasi alami anak yaitu :
1.Ciptakan Suasana belajar yang menarik dan sehat dalam rumah.
2.Jaga dan isi pikiran anda dan pikiran anak dengan tujuan-tujuan yang positif.
3.Bergaullah dengan orang-orang yang menghembuskan dan mengilhami motivasi dan tindakan-tindakan positif anak, jangan terpengaruh oleh orang-orang yang suka melecehkan atau orang yang berfikiran negatif.
4.Membangun sugesti atau berbicara kepada diri sendiri secara positif merupakan cara yang paling baik untuk memicu motivasi.
5.Jangan menjajah otak anak, doronglah dia agar selalu membangun kemandirian yang kreatif.
6.Perkenalkan anak pada dunia orang-orang yang ternama; para penemu, orang arif-bijaksana dan para negarawan.12
Sebagaimana uraian di depan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan adalah makanan yang bergizi. Makanan yang bergizi merupakan penunjang fungsi otak dari luar. Otak merupakan tempat bersemayamnya kejeniusan dan untuk mengoptimalkannya orang tua harus memberi makan otaknya dengan makanan yang sehat dan bergizi.
Kecukupan gizi merupakan prasyarat yang penting dalam perkembangan anak termasuk didalamnya perkembangan otak, zat gizi terdiri atas zat makro seperti; protein, karbohidrat, dan lemak. Dan zat mikro seperti; vitamin, mineral tertentu seperti yodium, zat besi, seng (zinc), fosfor, belerang serta obat-obatan dan antidioksidan.13
Lemak dan minyak juga merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting bagi pertumbuhan otak, namun tidak semua jenis lemak dan minyak berperan dalam pembentukan otak. Kelebihan dan kekurangan dan kesalahan dalam mengkonsumsi lemak dan minyak dapat menyebabkan penyakit. Jenis asam esensial yang terpenting adalah asam lemak omega-3 dan omega-6. secara kimia otak manusia merupakan organ yang banyak mengandung suatu lapisan tipis (membran) lemak. Agar membran berfungsi dengan tepat diperlukan asam lemak omega-3 dan omega 6. asan lemak omega-3 dan omega-6 yang juga terdapat di ASI mempunyai peranan penting dalam peningkatan kecerdasan anak.14 Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk memberikan anaknya makanan yang bergizi agar kecerdasan anak tetap terjaga.
Dari uraian di atas menjelaskan betapa penting dan besarnya peranan orang tua dalam pemberian dorongan dan memenuhi segala kebutuhan. Semua itu akan memberinya perasaan bahwa dia hidup di dunia yang menyenangkan diantara orang-orang yang memahami dan menghargainya.
Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kecerdasan dan kemampuannya, hendaklah orang tua menyekolahkan anaknya sedini mungkin, sekolah mempunyai urgensi khusus dalam hal ini, karena sekolah dapat banyak memberikan kesempatan bagi anak-anak yang tidak diberikan orang tuanya. Agar anak mempunyai keseimbangan maka orang tua harus memilihkan sekolah yang tepat, yang bukan memandulkan kecerdasannya.
Adalah suatu kenyataan bahwa orang tua adalah guru pertama bagi anak-anaknya apabila anak telah masuk sekolah, orang tua adalah mitra kerja yang utama bagi guru anaknya. Bahkan sebagai orang tua mereka mempunyai peranan penting yaitu oarng tua sebagai pelajar, relawan, pembuat keputusan, anggota kerjasama guru-guru, dalam peran tersebut memungkinkan orang tua membantu meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak mereka.15
Orang tua dapat melibatkan diri dalam pengembangan pelayanan pendidikan anaknya, dengan cara :
1.Bekerjasama dengan guru sejak pra sekolah
2.Ikut menyusun konsep program pendidikan bagi anak super untuk menampung minat kebutuhan dan potensi yang dimiliki.16
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan orang tua untuk memperoleh hasil kerjasama yang baik :
1.Bersikap tenang, pikirkan dan putuskan pertanyaan apa yang akan diajukan kemudian tuliskan.
2.Telepon guru anak dan dengan hormat mintalah waktu untuk bertemu. Nada suara harus ramah dan kooperatif.
3.Apabila berhasil menemui guru, jelaskan dengan tenang hal-hal yang mengganggu pikiram, mungkin guru memiliki informasi yang tidak orang tua katahui, orang tua dan guru bisa mulai bekerjasama untuk meringankan dan memecahkan masalah yang dihadapi anak.
4.Orang tua harus menjawab pertanyaan dengan jujur dan selengkap mungkin. Semakin banyak pendapat semakin efektif tindakan guru dalam mengatasi masalah.
5.Tanyakan harapan-harapan guru yang terkait dengan perilaku di dalam kelas, pekerjaan rumah dan keterlibatan orang tua. Tanyakan pendapat guru tentang langkah-langkah yang perlu diterapkan di rumah.
6.Ikuti saran-saran yang diberikan guru. Guru mungkin bisa memberi saran-sarannya yang bisa dilakukan di rumah berdasarkan pengalaman.17
Demikianlah beberapa upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam mendidik anaknya yang super, usaha-usaha seperti ini akan membawa kebahagiaan anak dalam menghindarkan pemborosan kemampuan anak, yang dibutuhkan hanyalah sedikit inisiatif dan setumpuk minat.
Berikut ini akan penulis contohkan peranserta orang tua terhadap anaknya yang super (jenius) :
Anak jenius keluarga Abyoto mempunyai dua orang putra yang tergolong jenius bernama :
1.R. Wahyu Purnawan (13 tahun) siswa SMA Teruna Jaya Jl. Kramat II / 80 A Jakarta. Meiliki IQ 150 (jenius). SD diselesaikan dalam waktu 3 tahun, SMP diselesaikan dalam waktu 2 tahun dan SMA diselesaikan dalam waktu 2 tahun, ia juga memiliki ijazah Nasional Bahasa Inggris dan Jerman.
2.R. Kun Wardhana (11 tahun). Siswa SMA Terunajaya Jl. Kramat II / 80 A Jakarta, memiliki IQ 152 (jenius). SD diselesaikan selama 2 tahun, SMP diselesaikan dalam waktu 2 tahun, SMA hanya diselesaikan selama 1 tahun. Ia juga memiliki ijazah Nasional Bahasa Inggris dan Jerman serta mengetik.
Kedua kakak beradik tersebut jelas menunjukkan anak supernormal yang tergolong jenius, maka atas izin dispensasi dari departeman P dan K, keduanya dapat mengikuti EBTA tingkat SLTA di SMA Nageri III Jl. Setia Budi Jakarta.
Peranserta orang tua Wahyu Purnawan dan Kun Wardhana :
Ibu Abyoto adalah seorang guru pernah mengajar di SMP Santa Ursula Jakarta. Demi kepentingan pendididkan anak-anaknya, ia rela melepaskan pekerjaannya itu agar selalu dekat dengan mereka setiap hari. Kemajuan belajar anak-anaknya tidak lepas dari bantuan dan perhatian dari guru-guru dan sekolahnya, tetapi tidak kurang pentingnya adanya perhatian dari orang tua. Kedua orang tuanya berperan dalam pendidikannya lewat :
1.Perhatian waktu belajar. Bapak Abyoto tidak pernah memaksakan anak-anaknya untuk belajar, karena sejak kecil belajar sudah merupakan kebiasaan yang dibentuk sejak kecil di tengah-tengah keluarga.
2.Kepada anak-anaknya selalu diberikan fasilitas untuk belajar secukupnya namun selalu dibiasakan juga untuk hidup sederhana.
3.Ibu Abyoto sangat memperhatikan menu makanan, ini berkaitan juga dengan kemajuan belajar anak yang membutuhkan gizi untuk kesehatan jasmaninya.
4.Adanya rekreasi yang teratur, akan menambah gairah hidup, menjernihkan pikiran dari kelelahan sehari-hari.
5.Tidak boleh diabaikan pula adanya kehangatan keluarga yang mencipatakan rasa aman dan tentram dalam kebahagiaan.18




B. Pendidikan Anak Supernormal dalam Pandangan Pendidikan Islam
Allah mengaruniakan alat indera dan akal kepada manusia agar digunakan dengan sebaik-baiknya karena semuanya ini akan dimintai pertanggung jawabnya.sebagaimana firman Allah SWT QS. Al-Israa : 36 yang berbunyi :
000 ان السمع والبصر و الفؤ ا د كل ا تئك كا ن عنه مسئو لا
artinya : “… Sesungguhnya penglihatan dan pendengaran serta hati semua itu akan dimintai pertanggung jawabnya.”19
Ayat di atas memberi isyarat kepada manusia bahwa semua alat indera lahir dan batin yang dinamakan akal perlu didayagunakan sebaik mungkin, yaitu untuk memperhatikan mahluk Allah di alam. Dengan akal tersebut al-qur’an mengajak manusia untuk berfikir ilmiah, memperhatikan dan mengusahakan untuk sampai ke hukum alam yang berlaku terhadap benda, dan memungkinkan untuk diraba dan bersifat badani, dan memulai penciptaan, artinya bahwa akal tidak hanya dituntut untuk menguasai kekuatan benda-benda akan tetapi juga memperhatikan apa yang ada di balik benda-benda tersebut. dengan sendirinya manusia bertanggung jawab penuh pada Allah.20
Dari ayat di atas secara tidak langsung Islam memerintahkan kepada manusia yang mempunyai akal hebat untuk selalu memperhatikan dan mengadakan penelitian terhadap benda-benda yang ada di alam. Dalam hal ini orang tua penanggung jawab utama terhadap penggunaan akal anak-anaknya, untuk itu harus senantiasa menjaga dan mengarahkan potensi anaknya pada kebaikan.
Islam juga memberi petunjuk kepada orang tua agar dalam mendidik selalu memperhatikan tingkat kemampuan anak, seperti dalam hadist Rosul yang berbunyi :
ا مر ت ان اخا طب النا س على قد ر عقو لهم ( روه مسلم )
“Saya disuruh berbicara kepada orang-orang sesuai dengan kemampuan intelektual mereka.“(HR.Muslim)21
Hadist di atas menjelaskan bahwa orang tua/ pendidik dalam melaksanakan tugas harus menyesuaikan daya pikir anak sehingga akan terarah pada kemampuannya dan anak dapat terus berkembang.22
Dari ayat dan hadist di atas menunjukkan bahwa Islam sangat mendorong pendidikan intelektual dan membebani tanggung jawab pendidik khususnya orang tua terhadap kemampuan anak, termasuk juga anak yang tergolong supernormal.
Anak Supernormal memiliki kelebihan yang luar biasa sehingga mendidiknyapun berbeda dengan anak normal biasa. Kelebihan anak supernormal antara lain memiliki kekuatan untuk mengingat dan manghapal. Dalam pendidikan Islam hal yang paling utama yang perlu diajarkan adalah menghapal ayat-ayat suci al-quran, karena keutamaannya sangat besar, yang digambarkan dalam hadist Nabi SAW berbunyi :
من قر أ الق ا ن و تعلمه و عمل به ألبس يو م القيا مة تا جا ون نو ر ضو ؤ ه مثل ضو ء الشمس ويكسى والد يه حلتا ن لا يقو م بهما الد نيا فيقو لا ن نما كسينا هدا فيقا ل يأ خد و لد كما القرآ ن . ( روه الحا كم )
“Siapa yang membaca Al-Quran dan mempelajarinya, lalu mengamalkannya, maka pada hari kiamat akan dikenakan padanya mahkota yang terbuat dari cahaya, yang sinarnya seperti sinar matahari, sedankan pada kedua orang tuanya akan dikenakan dua potong pakaian yang tiada dapat disanggah oleh dunia. Lalu keduanya bertanya, Mengapa Kami diberi pekaian ini lalu dijawab, “ karena anakmu belajar Al-Quran.” ( HR. Al-Hakim.)23
Untuk mengajarkan Al-quran pada anak orang tua dapat memasukkan anaknya ke dalam kelompok penghapal Al-quran, orang tua dapat mendaftarkan anaknya pada seorang ustadz yang sudah dikenal bagus hapalannya dan kesalehan ahlaknya.
Disamping menghapal Al-quran, sebaiknya diajarkan pula untuk menghapal hadist Nabi SAW dari kitab shahih, seperti shahih muslim dan shahih bukhari. Pilihkan hadist yang ungkapannya sederhana dan mudah ditangkap maknanya dan bermanfaat bagi kehidupan anak-anak. Seperti kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya dan hadist-hadist yang berkaitan dengan ahlak dan etika.24
Dalam pendidikan Islam anak juga dianjurkan untuk menghapal peribahasa yang mengandung hikmah dan kebenaran. Hapalan ini akan membantu anak memahami ayat dan hadist yang didalamnya banyak sekali ungkapan yang mengandung peribahasa. Ibnu Jauzi mengatakan bahwa di dalam Al-quran terdapat 43 peribahasa. Diantara contoh peribahasa itu adalah:” apa yang kau tanam, akan kau tunaikan jua, waspadalah akan kejahatan orang yang kamu berbuat baik kepadanya; barang siapa yang tidak mengetahui suatu perkara, maka ia aka mengulanginya.” Orang tua hendaknya menjelaskan maksud peribahasa itu sesuai dengan tingkat pemahaman anak.25
Untuk memenuhi keinginan dalam bidang penemuan-penemuan baru orang tua dapat menyediakan perpustakan di rumah, pilih salah satu ruang yang dapat dijangkau oleh anak, perpustakaan itu dapat berisi ensiklpedi ilmiah atau majalah ilmiah. Dan sebaiknya orang tua perlu memperhatikan isinya jangan sampai anak termakan propaganda sekularisasi yang biasanya termuat dalam metode ilmiah barat hal ini bisa berupa terjemahan dari buku-buku yang berasal dari barat.26
Orang tua juga harus mendorong anaknya untuk terus meneliti, dengan mengarahkan perhatian anak pada alam raya; memberi tahu tentang kebaikan dan keindahan yang ada pada mahluk Allah dengan cara membiasakan anak untuk memperhatikan semua ciptaan Allah yang ada di alam; dan mengadakan penelitian. Orang tua dapat menyediakan alat untuk meneliti misalnya dengan mikroskop, teleskop dan sebagainya. Dalam hal ini Allah memerintahkan pada manusia untuk selalu memikirkan nikmat-nikmat-Nya dan apa yang telah Dia ciptakan, baik di langit maupun di bumi.27 Dalam QS. Yunus :101 berbunyi:
قل ا نظروا ما دا فى السموا ت والأرض
“Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi.”28
Lingkungan sangat berperan pada perkembangan anak supernormal, oleh karena itu orang tua harus mengupayakan agar anaknya dapat bersosialisasi dengan lingkungan. Salah satunya yaitu orang tua perlu mencarikan teman yang mempunyai kecerdasan sehingga anak dapat menyalurkan kemampuannya.
Dalam pendidikan Islam mencarikan teman buat anaknya bukan hanya yang mempunyai IQ tinggi/cerdas tetapi juga yang baik moralnya dan kuat akidahnya, karena seorang teman mempunyai pengaruh yang besar. Ini tergambar dalam sabda Rosulullah SAW :
اا لمر ء على د ين خليله فلينطر احد كم من يخا لل ( روه التر مد ي )
“Seseorang itu berdasarkan agama temannya, oleh karena itu perhatikanlah kepada siapa ia berteman.”29
Selain upaya-upaya di atas anak perlu diberi dorangan motivasi karena motivasi membuat percaya pada potensi yang dimiliki. (seperti yang telah dijelaskan di atas. )
Kedudukan motivasi dalam teori pendidikan disebutkan bahwa motivasi berkaitan dengan fungsi psikis, menyangkut kejiwaan manusia. Dalam kaitan ini ajaran Islam menyatakan bahwa disamping unsur fisik manusia juga dilengkapi dengan unsur psikis/jiwa yang menjadi penggerak tingkah raga seseorang dalam wujud motivasi untuk mengerjakan perbuatan tertentu.30 Adapun firman Allah yang menjadi sumber motivasi adalah QS. Al-Zalzalah ayat 7-8.
فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره (7) فمن يعمل مثقال ذرة شرا يره (8).
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya”. (7).
“Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasannya pula”. (8). 31
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa kecerdasan berhubungan dengan akal dan otak, dimana keduanya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya mengenai makanan (gizi). Dalam pendidikan Islam selain makanan yang bergizi/baik juga mementingkan makanan yang halal,sebagaimana firman Allah QS An-Nahl: 114
فكلوا مما رزقكم الله حللا طيبا ...
artinya : “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu..”32
oleh karena itu meskipun bergizi/baik tetapi tidak halal maka tidak diperbolehkan/diharamkan. Karena makanan dan minuman yang dimakan manusia mempunyai pengaruh terhadap jasmani dan rohani untuk itu orang tua agar melarang anak terlalu kenyang karena menimbulkan pengaruh yang kurang baik dalam diri anak.33
Masa perkembangan anak baik jasmani, akal dan mental sangat membutuhkan gizi makanan yang baik. Syari’at Islam menyarankan agar umatnya mengkonsumsi berbagai zat makanan yang bergizi yang sangat diperlukan oleh tubuh manusia.34
Menurut Nasih Ulwan Agar ilmu pengetahuan, pemikiran dan otak yang dimiliki anak semakin matang, orang tua harus menyediakan sarana-sarana budaya yang bermanfaat dan bervariasi antara lain :
1.Mendirikan perpustakaan khusus buat anak yang berisikan buku-buku pemikiran umum yang sesuai dengan akal dan tingkat pemahaman anak-anak yang menampilkan Islam dari berbagai segi, dan buku-buku yang menolak kesamaran peraturan Islam yang dipengaruhi oleh musuh-musuh Islam, buku-buku ilmiah sejarah Islam, sastra, kedokteran yang sesuai dengan pemahaman, persepsi dan usia anak. Dan majalah-majalah pengetahuan yang berorientasi Islam dan pembahasan ilmiah, tidak menyimpang dari Islam, menggunakan slide untuk memperluas wawasan pandangan dan pengetahuan. Menggunakan slide flim yang berhubungan dengan hakekat ilmu pengetahuan, kejayaan sejarah Islam masa lalu, dan pengarahan-pengarahan pendidikan,adalah akan menambah semangat anak jika melihat dengan mata kepala sendiri.
2.Sesekali mengunjungi museum; kunjungan ke museum akan membuka cakrawala baru anak berupa pengetahuan, kebudayaan dan sejarah.
3.Mengunjungi perpustakaan umum, baik klasik maupun modern, untuk membiasakan anak berani karena benar dan akrab dengan gudang ilmu dan budaya juga untuk mengenalkan peninggalan umat Islam di bidang pemikiran dan ilm untuk menguak pandangan dunia Islam mengenai alam, kehidupan, dan manusia. Dan untuk membuka wawasan baru tentang kebangkitan budaya yang pernah diraih umat Islam beberapa abad silam.
4.Menanamkan kerinduan untuk terus mengkaji, beranjak dari syair yang ditinggikan Islam dan Al-Quran surat Az-Zumar : 9
هل يستوى الذين يعلمون والذين لا يعلمون
“apakah sama seorang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu.”35 Dan berangkat dari perasaan bertanggung jawab terhadap pelestarian pemikiran yanng diamanatkan Islam di pundak para orang tua dan pendidik, harus menanamkan sejak dini bahwa Islam adalah agama dan negara.36
Menurut H. Khairiyah Thaha MA dalam bukunya “Konsep Ibu Teladan” menyebutkan bahwa agar pendidikan intelektual dapat mencapai hasil optimal ada sejumlah cara dan metode yang bisa ditempuh antara lain :
1.Orang tua hendaknya menumbuhkan kesadaran untuk mendengar dan mengingatkan hal-hal yang positif pada diri anak, dengan cara menyampaikan seluk beluk ajaran Islam secara bertahap.
2.Menyediakan perpustakaan mini di kamar anak yang terdiri dari buku-buku tentang kisah para nabi dan Rosul, para sahabat dan buku-buku pengetahuan yang bermanfaat bagi masa depan anak sesuai dengan tuntutan usia, perkembangan serta kemampuannya.
3.Mencarikan teman sepergaulan yang memiliki kecerdasan dan keunggulan ilmiah yang memadai sehingga bisa mempengaruhi dalam berfikir dan berperilaku ilmiah.37
Demikianlah beberapa upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam mendidik dan memelihara anaknya yang supernormal yang diambil dari pendapat para ahli dan diperkuat dengan al-quran dan hadist.
Berikut ini akan penulis contohkan anak supernormal dari Islam :
Abbdullah Ibnu Abbas ( seorang ahli tafsir dan ahli Fiqh.) Ia seorang yang cerdas pada masa kecil, ini dilihat dari pikirannya yang lebih dewasa dari pada umurnya, dan pengetahunnya lebih luas dari pada usianya, semua ayat al-quran yang telah Ia dengar, Ia hafal di luar kepala dan semua hadist Rasulullah yang ia dengan, Ia mengerti dan Ia pahami benar-benar. Abdullah sering juga bergaul dengan orang-ornga tua untuk mendengarkan kisah-kisah tentang “peristiwa-peristiwa Arab” dari mereka. Oleh karena itu pada usia delapan belas tahun Ia telah menjadi seorang pemuda yang luas ilmu pengetahunnya sehingga orang-orang sering datang ke rumahnya untuk bertanya tentang ta’wil ayat-ayat al-quran, hadist rasulullah SAW atau masalah yang berhubungan dengan fiqh, bahasa dan peristiwa-peristiwa Arab.38
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa anak supernormal sudah ada sejak zaman Rasulullah.


* . Ida Zulifah, Pemikir Pendidikan Islam

Readmore »»

Kamis, 21 Januari 2010

PENGERTIAN, SKOP, DAN FUNGSI-FUNGSI POKOK ADMINISTRASI PENDIDIKAN

1. Apakah administrasi pendidikan itu?
a. Ilmu administrasi dan administrasi pendidikan
Dalam penjelasan administrasi pendidikan, kita tidak terlepas begitu saja dari pengertian ilmu administrasi. Bahwa administrasi pendidikan menrupakan pengguna dari aplikasi ilmu administrasi dari pendidikan. Administrasi pendidikan merupakan ilmu
yang muncul pada abad ke-19, bahwa kata administrasi berasal dari kata latin “ad” dan ”ministrate”. Ad = kepada, ministrate = melayani, membantu, atau mengarahkan. Jadi dapat kita artikan administrasi adalah sebagai kegiatan atau usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan dalam mencapai tujuan b. Pengertian administrasi pendidikan
Pengertian administrasi didepan sudah dikemukakan, bahwa pengertian pendidikan menurut Driyakarya yakni memanusiakan manusia. Dalam UU No.20/2003 (SISDIKNAS 2003) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar agar pesrta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyrakat, bangsa dan negara.
Sedangkan pengertian administrasi pendidikan menurut Ngalim Purwanto yakni mencakup kegiatan yang luas, meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dsb, yang menyangkut bidang materil, personil dan spiritual dalam bidang pendidikan pada umumnya, dan dalam bidang sekolah pada khususnya.
2. Manajemen dan administrasi pendidikan
Manajemen adalah proses untuk menyelenggarakan dan mengawasi suatu tujuan tertentu. Dalam definisi lain mengemukakan bahwa manajemen adalah fungsi dewan manajer (biasanya dinamakan manajemen), untuk menmetapkan kebijakan (policy) mengenai apa macam produk yang akan dibuat, bagaimana pembiayaannya, memberikan servise dan memilih serta melatih pegawai, dan lain-lain faktor yang mempengaruhi kegiatan usah. Lebih lagi manajemen bertanggung jawab dalam membuat suatu susunan organisasi untuk melaksanakan kebijakan itu.
3. Administrasi pendidikan dan administrasi sekolah
Adminstrasi pendidikan mengandung pengertian yang lebih luas daripada administrasi sekolah. Administrasi sekolah merupakan bagian dari administrasi pendidikan, administrasi pendidikan meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan pendidikan di suatu negara atau bahkan pendidikan pada umumnya. Sedang administrasi sekolah kegiatannya terbatas pada pelaksanaan pengelolaan pendidikan di sekolah hingga akhirnya kita mengenal adanya administrasi sekolah dasar, menengah, perguruan tingi dan sebagainya.
4. Skop (bidang garapan) administrasi pendidikan
Dapat kita simpulakan bahwa administrasi pendidikan mencakup beberapa hal diantaranya ; administrasi personil, administrasi kurikulum, kepemimpinan, kepengawasan, atau supervisi pendidikan, administrasi bisinis pendidikan, organisasi lembaga pendidikan, dan lain sebagainya.
5. Pentingnya administrasi pendidikan
Yakni untuk menentukan maju mundurnya suatu instansi atau lembaga yang mereka garap, suatu sekolah dapat berjalan baik dan berarah jika setiap tahun sekolah itu menentukan dan merencanakan kebijakan yang akan dijalankan pada tahun itu.
6. Fungsi-fungsi Pokok administrsi pendidikan
Dalam fungsi pokok administrasi pendidikan yang mencangkup perencanaan, organisasi, koordinasi, komunikasi, dan evaluasi, semua fungsi tersebut satu sama lain saling berkaitan.



II Bab halaman 24 s/d 45
KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

A. Pengertian kepemimpinan
1. Beberapa konsep kepemimpinan
Ditinjau dari sejarah perkembangannya dapat dikemukakan disini adanya tiga konsep yakni : (1) Konsep pertama mengemukakan bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diri seseorang. (2) Konsep kedua, mengemukakan bahwa konsep ini memandang kepemimpinan sebagai fungsi kelompok. (3) Konsep ketiga, konsep ini merupakan konsep yang lebih maju lagi, konsep ini tidak hanya didasari atas pandangan yang bersifat psikologis dan sosiologis, tetapi juga atas ekonomi dan politis.
2. Definisi kepemimpinan
Berdasarkan konsep-konsep diatas, pengertian kepemimpinan dapat ditelaah dari berbagai segi seperti dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirjo, yakni :
Kepemimpinan dapat didefinisikan yakni, sutu kepribadian seseorang yang mendatangkan keinginan pada kelompok orang-orang yang mencontohnya. Dapat kita simpulkan bahwa kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
B. Dimensi-dimensi dalam kepemimpinan
Dalam usahanya menggabungkan teori dan penelitian tentang kepemimpinan, David G. Bowers dan Stanly E. Seashore mengusulkan empat dimensi pokok dari sturktur fundamental kepemimpinannya, yaitu :
1. Bantuan (Support) tingkah laku yang memperbesar perasaan berharga seseorang dan merasa dianggap penting.
2. Kemudahan Interaksi tingkah laku yang memberanikan anggota-anggota kelompok untuk mengembangkan hubungan-hubungan yang saling menyenangkan.
3. Pengutamaaan tujuan tingkah laku yang merangsang antusiasme bagi penemuan tujuan kelompok mengenai pencapaian prestasi yang baik.
4. Kemudahan bekerja tingkah laku yang membantu tujuan dengan kegiatan-kegiatan seperti penetapan waktu, pengoordinasian, perencanaan, dan penyediaan sumber-sember seperti alat-alat, bahan-bahan, dan pengetahuan teknis.
C. Pendekatan dan model kepemimpinan
1. Pendahuluan
Carrol dan Tosi merangkum tiga pendapat-pendapat para ahli seperti tersebut diatas menjadi tiga pendekatan/teori kepemimpinan saja, yaitu pendekatan sifat, pendekatan perilaku, dan pendekatan situasional. Ketiga pendekatan kepemimpinan inilah yang akan menjadi fokus pembicaraan di dalam pasal ini.
2. Pendekatan sifat-sifat
Jadi menurut pendekatan ini, seseorang menjadi pemimpinan karena sifat-sifatnya yang dibawa sejak lahir, bukan karena dibuat atau dilatih. Seperti dikatan oleh Thie Rauf-pendekatan keturunan menyatakan bahwa pemimpin adalah dilahirkan bukan dibuat-bahwa pemimpin tidak dapat memperoleh kemampuan untuk memimpin, tetapi mewarisinya.
3. Pendekatan perilaku
Pendekatan perilaku (behaviour approuch) merupakan pendekatan yang berdasarkan pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh sikap dan gaya kepemimpinan yang dilakukan oleh pemimpin yang bersangkutan.
4. Pendekatan situasional
Pendekatan situasional disebut juga pendekatan kontingensi, pendekatan ini didasarkan asumsi bahwa keberhasilan kepemimpinan auatu organisasi atau lembaga tidak hanya bergantung pada atau dipengaruhi oleh perilaku dan sifat-sifat pemimpin saja, tiap-tiap organisasi atau lembaga memiliki cirri-ciri khusus dan unik.
5. Beberapa model kepemimpinan
Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi melahirkan banyak model kepemimpinan. Beberapa model kepemimpinan yang akan diutarakan di sini adalah model kepemimpinan kontingensi fielder, model kepemimpinan tiga dimensi, dan model kepemimpinan lima faktor.
6. Aplikasinya bagi kepemimpinan
Dalam hubungan dengan kepemimpinan pendidikan, penulis berpendapat bahwa ketiga macam pendekatan, pendekatan sifat, pendekatan perilaku, dan pendekatan situasional sangat diperlukan. Ketiga-tiganya merupakan variabel pokok yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan ketidakberhasilan dalam kepemimpinan pendidikan.

Bab III halaman 48 s/d 67
KEPEMIMPINAN DALAM PENDIDIKAN

A. Tipe atau gaya kepemimpinan
Tipe atau gaya kepemimpinan ada tiga yakni ; (1) otokratis, yakni pemimpin yang bertindak dictator terhadap anggota-anggotanya, (2) laisserfair, yakni memberikan kebebasan terhadap bawahannya, (3) demokratis, yakni seorang pemimpin yang selalu memberikan dorongan kepada bawahannya, pemimpin demokratis mencoba bersifat obyektif dalam memuji dan mengkritik.
B. Sifat-sifat kepemimpinan
Yakni yang dikemukakan oleh Prof. Dr. A. Abdurrahman, adil, suka melindungi, penuh inisiatif, penuh daya penarik, penuh kepercayaan pada diri sendiri. Setelah tahu sifat kepemimpinan perlu juga kita ketahui tentang sifat kepemimpinan pendidikan, yakni : rendah hati dan sederhana, bersifat suka menolong, sabar dan memiliki kestabilan emosi, percaya pada diri sendiri, Jujur, adil, dan dapat dipercaya, keahlian dalam jabatan.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemimpin
Dalam pasal ini akan dibicarakan secara khusus dan lebih konkret lagi factor-faktor yang pada umumnya sangant dominan mempengaruhi perilkau seorang pemimpin. Adapun factor-faktornya sebagai berikut :
Keahlian dan pengetahuan yang dimilikinya oleh pemimpin untuk menjalankan kepemimpinannya.
Jenis pekerjaan atau lembaga tempat pemimpin itu melaksanakan tugas jabannya.
Sifat-sifat kepribadian pemimpin.
Sifat-sifat kepribadaian pengikut atau kelompok yang dipimpinnya.
Sangsi-sangsi yang ada di tangan pemimpin.
D. Kepala dan pemimpin
Kepala maupun dalam pengertian kedua tersebut memiliki persamaan dan perbedaan yakni :
Persamaannya ; keduanya menghadapi/ mengepalai kelompok, keduanya bertanggung jawab.
Perbedaannya yakni :
Kepala bertindak sebgai penguasa, sedangkan pemimpin bertindak sebagai organisator dan koordinator. Dll.
Tugas seorang kepala yakni, bertanggung jawab terhadap pihak ketiga/ atasannya, atau tugas yang telah dipikulnya. Bagaimana seorang kepala dapat mendapat pengakuan sebagai pemimpin? Kepala harus mengetahui cara yang baik untuk mengerjakan sesuatu untuk mengetahui hasil mana yang baik, dan waktu mana yang tepat untuk mencapai tujuan.
Pemimpin, dalam pandangan kuno dan modern. Pemimpin dalam kontek kuno yakni seorang yang memiliki segala kelebihan dari orang-orang yang lain, seperti orang terkuat, paling pemberani, terpandai, paling banyak makan garam dan lain sebagainya. Sedangkan pemimpin dalam kontek modern seperti sekarang ini, yakni : kecakapan-kecakapan seorang dewasa ini terutama terletak pada kecakapan memilih pembantu-pembantu (orang yang memiliki keahlian tertentu sehingga dapat menjalankan peranan tertentu dalam rangka keseluruhan, kecakapan membuat team keahlian tertentu, yang dapat memenuhi kebutuhan anggota-anggota kelompoknya).
E. Peranan seorang pemimpin
Adapun peranan seorang pemimpin menurut ahli jiwa menyimpulkan ada 13, yakni : (1) sebagai pelaksana executive, (2) sebagai perencana planner, (3) sebagai orang ahli exepert, (4) mewakili kelompok, (5) mengawasi hubungan antar anggota kelompok, (6) bertindak sebagai pemberi ganjaran/ pujian dan hukuman, (7) bertindak sebagai wasit dan penegah, (8) merupakan bagian dari kelompok exemplar, (9) merupakan lambang kelompok, (10) pemegang tanggung jawab, (11) sebagai pencipta/ memiliki cita-cita, (12) bertindak sebagai seorang ayah, (13) sebagai “kambing hitam”.
F. Pengambilan putusan
Langkah-langkah pengambilan keputusan,
Model-model pengambilan keputusan, Jenis-jenis partisipasi.

Bab IV halaman 73 s/d 97
KEPENGAWASAN DALAM PEMIMPIN

1. Masalah tanggung jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan untuk menjalankan suatu tugas kewajiban yang dipikulkan kepadanya dengan sebaik-baiknya.
2. Supervisi (kepengawasan)
a. Pendahuluan
Sesuai dengan perkembangan masyarakat dan perkembangan pendidikan di negara kita Indonesia ¬– sejak zaman penjajahan Belanda hingga zaman kemerdekaan sampai sekarang – maka kewajibannya dan tanggung jawab para pemimpin pendidikan umumnya dan kepala sekolah khususnya mengalami perkembangan dan perubahan pula.
b. Pengertian supervisi
Supervisi adalah suatu aktivasi pembinaan yang direncanakan untuk para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara aktif.
c. Tipe-tipe kepengawasan
Burton dan brueckner mengemukakan adanya lima tipe supervisi, yaitu inspeksi, laissez-faire, coercive, training and guidance, dan democratic leadership.
d. Kepengawasan dan semangat
Dalam melakukan pengawasan perlu adanya penyelenggaraan dan pelaksanaan kerja sama seperti dimaksudkan di atas, diperlukan dasar-dasar yang meliputi keinsafan, kesadaraan, dan semangat.
Semangat ialah sesuatu yang membuat orang-orang mengabdi kepada tugas pekerjaannya, di mana kepuasan bekerja dan hubungan-hubungan kekeluargaan yang menyenangkan menjadi bagian dari padanya. Rasa kekeluargaan, loyalitas, antusiasme, sifat dapat dipercaya, dan kesanggupan bekerja sama, menjadi cirri-ciri semangat yang tinggi.
e. Ciri-ciri seorang supervisor yang baik
Berpengetahuan luas tentang seluk-beluk semua pekerjaan yang berada di bawah pengawasan. Menguasi/ memahami benar-benar rencana dan program yang telah digariskan yang akan dicapai oleh setiap lembaga atau bagian. Berwibawa, dan memiliki kecakapan praktis tentang theknik-theknik kepengawasan, terutama human relation. Memiliki sifat-sifat jujur, tegas, konsekuen, ramah, dan rendah hati. Berkemauan keras, rajin bekerja demi tercapainya tujuan atau program yang telah digariskan/disusun.
f. Fungsi-fungsi supervisi
Dalam bidang kepemimpinan. Dalam hubungan kemanusiaan. Dalam pembinaan proses kelompok. Dalam bidang administrasi personel. Dalam bidang evaluasi.
g. Tugas-tugas supervisor
Menghadiri rapat/pertemuan-pertemuan organisasi-organisasi professional
Mendiskusikan tujuan-tujuan dan filsafat pendidikan dengan guru-guru.
Melakukan classroom visitation atau class visit.
Mendiskusikan metode-metode mengajar dengan guru-guru, dll.
3. Jenis supervisi
a. Supervisi umum dan supervisi pengajaran
Supervisi umum yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran. Sedangkan supervisi pengajran disini yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi baik personil maupun materil.
b. Supervisi klinis
Supervisi klinis merupakan bentuk proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan professional guru/calon guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan mengajar.
c. Pengawasan melekat dan pengawasan fungsional
Dalam pengawasan yang dilakukan oleh menteri P dan K, dan perundang-undangan yang berlaku dan rencana yang telah ditetapkan. Agar tidak terjadi salah urus. Pengawasan fungsional merupakan bentuk pengawasan yang dilakukan oleh orang-orang yang fungsi jabatannyasebagai pengawas.
4. Intervice-training dan upgrading
Intervice-training merupakan salah bentuk pembinaan yang bertujuan guna meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas pengajar. Sedangkan upgrading (penataran) merupakan tujuan untuk meninggikan taraf ilmu pengetahuandan kecakapan para pegawai.
5. Penempatan guru dan mutasi pemimpin sekolah.
Masalah penemptan guru, ini dikarenakan belum adanya planning. Dari pengalaman yang sudah-sudah bahwa pengangkatan atau penempatan guru merupakan masalah yang tidak mudah karena memrlukan pemikiran dan pertimbangan yang matang. Adapun mutasi pimpinan sekolah dimana dalam mutasi vertikal maupun horizontal merupakan suatu bentuk roling kerja atau peningktan mutu mengajar.

Bab V halaman 101 s/d 123
KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR DAN SUPERVISOR

1. Kepala sekolah sebagai administrator
a. Membuat perencanaan
Program pengajaran, kesiswaan atau kemuridan, kepegawean, keuangan, perlengkapan.
b. Menyusun orgasnisai sekolah
Untuk menyusun organisai sekolah yang baik perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: mempunyai tujuan yang jelas, para anggota memahami dan memahami tujuan tersebut, adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan, kesatuan, dsb.
c. Bertindak sebagai koordinator dan pengarah
Adanya koordinasi serta pengarahan yang baik dan berkelanjutan dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat antar bagian atau antar personel sekolah, dan atau kesimpangsiuran dalam tindakan.
d. Melaksanakan pengelolaan kepegawean
Pengelolaan kepegawaian mencakup didalamnya penerimaan dan penempatan guru dan atau pegawai sekolah, pembagian tugas pekerjaan guru pegawai sekolah, usaha kesejahteraan guru dan pegawai sekolah, dsb.
2. Funsi-fungsi pokok operasinal sekolah
Ada lima fungsi pokok pengoperasian sekolah yang harus diketahui, yakni: (1) Fungsi manajemen, (2) fungsi administrasi umum, (3) fungsi pengwasan atau supervisi, (4) fungsi pengajaran, (5) fungsi pelayanan khusus.
3. Kepala sekolah sebagai supervisor
a. Tugas dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan
Supervisor hendaknya pandai meneliti, mencari, dan menentukan syarat-syarat mana sajakah yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu semaksimal mungkin dapat tercapai.
b. Prinsip-prinsip supervisi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
Prinsipnya yakni; suipervisi hendaknya bersifat kontruksif dan kreatif, supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya, dsb.
c. Fungsi kepala sekolah sebagai supervisor pengajaran
Fungis sebagai administrator antara lain; membangkitkan dan merangsang guru-guru dan pegawai sekolah di dalam menjalankan tugasnya masing-masing dengan sebaik-baiknya, dsb.
d. Teknik-tehnik supervisi
Teknik perseorangan yakni; mengadakan kunjungan kelas, mengadakan kunjungn observasi, dsb. Kedu teknik kelompok yakni; mengadakan pertemuan atau rapat, mengadakan diskusi kelompok, menadakan penataran-penataran, dsb.
e. Pembagian tugas pekerjaan kepada guru
Pemberian tugas pekerjaan kepada guru merupakan tanggung jawab kepala sekolah.

Bab VI halaman 128 s/d 138
STRUKTUR ORGANISASI
DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN

1. Struktur sentralisasi
Dalam sistem sentralisasi semacam ini, cirri-ciri pokok yang sangat menonjol ialah adanya uniformitas (keseragaman) yang sempurna bagi seluruh daerah di lingkungan negara itu.
2. Struktur desentralisasi
Di negara-negara yang organisasi pendidikannya di-desentralisasi, pendidikan bukan urusan pemerintah pusat, melainkan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan rakyat setempat.
3. Organisasi pendidikan di Indonesia
Adanya sejarah singkat yang menceritakan pendidika dari zaman penjajahan belanda hingga sampai zaman kemerdekaan seperti sekarang ini. Organisasi yang terdapat senisal penyelenggaraan SD, pendidikan diluar Dep P dan K,
4. Struktur organisasi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Dalam struktur organisasi ini terdapat lima macam yakni;
a. Menteri dan Staf ahli menteri
b. Unit organisasi tingkat pusat
c. Kantor wilayah Departemen P dan K
d. Kantor Depdikbud Kabupaten/ kotamadya
e. Kantor Depdikbud Kecamatan

Bab VII halaman 144 s/d 156
GURU DAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

1. Pentingnya partisipasi dalam administrasi pendidikan
Partisipasi yang di maksud di sini adalah, hendaknya ditafsirkansebagai sebuah kesempatan kepada pihak guru dan kepala sekolah untuk memberi contoh tentang bagaimana demokrasi dapat di terapkan untuk memecahkan berbagai masalah pendidikan.
2. Arti demokrasi dalam administrasi sekolah
Penerapan demokrasi dalam administrasi sekolah hendaknya diartikan bahwa administrasi sebagai kegiatan atau rangkaian kegiatan kepemimpinan, dengan tujuan sekolah dan cara untu mencapainya dikembangkan dan dijalankan.
3. Beberapa kesempatan berpartisipasi
a. Mengembangkan filsafat pendidikan
b. Memperbaiki dan menyesuaikan kurikulum
c. Merencanakan kebijakan-kebijakan kepegawaian
d. Kesempatan-kesempatan berpartisipasi lainnya
4. Orientasi bagi guru-guru baru
Orientasi di sisni sangat diperlukan karena setiap pegawai atau guru baru pada umumnya menghadapi problem, baik problem yang menyangkut dirinya sendiri maupun problem yang berhubungan dengan tugas-tugas pekerjaan yang akan dilakukan.
5. Kode etik guru
Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-pancasila, guru menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan diluar, dsb.




Bab VIII halaman 160 s/d 163
ORGANISASI SEKOLAH

1. Pentingnya organisasi sekolah yang baik
Sekolah, sebagai suatu lembaga pendidikan yang di dalamnya terdapat kepala sekolah, gruru-guru, pegawai, tata usaha, dsb. Factor lain untuk menunjang organisasi sekolah yang baik yakni karena tugas guru-guru tidak hanya mengajar saja, juga pegawai tata usaha, pesuruh dan penjaga sekolah, dll.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi susunan organisasi sekolah
Adapun faktor yang mempengaruhi adanya organisasi sekolah yakni, ada tiga;
a. Besar kecilnya sekolah
b. Letak sekolah
c. Jenis dan tingkatan sekolah






3. Contoh struktur organisasi sekolah
Organisasi sekolah yang agak besar (SMTP/ SMTA)














4. Penyelenggaraan rapat sekolah
a. Perencanaan, waktu, dan acara rapat,
b. Pimpinan rapat,
c. Suasana rapat,
d. Putusan rapat,
e. Penilaian (evaluasi) terhadap jalannya rapat,
f. Fungsi-fungsi penyelenggaraan rapat perlu bergiliran.

Bab IX halaman 169 s/d 185
ARTI, PROGRAM, DAN ORGANISASI BIMBINGAN DI SEKOLAH

1. Arti dan pentingnya bimbingan
a. Pendahuluan
Dalam bab ini akan dibicarakan secara singkat tentang bimbingan terhadap murid-murid. Mengingat masalah bimbingan ini merupakan hal yang masih baru bai sekolah-sekolah kita pada umumnya, maka dalam rangka administrasi pendidikan ini masalah tersebut akan diuraikan secara garis besarnya saja dan bersifat memberikan pengertian elementer sebagai dasar pengertian dan pelaksana bagi guru-guru.
b. Apakah yang dimaksdu dengan bimbingan
Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada seorang individu dari setiap umur, untuk menolong dia dalam mengatur kegiatan-kegiatan hidupnya, mengembangkan pendirian/ pandangan hidup, membuat putusan-putusan, dan memikul beban hidupnya sendiri.
c. Bagi siapa bimbingan itu diperlukan
Bimbingan sangat diperlukan bukan hanya pada kalangan SLP dan SLA saja, tetapi juga SD, akademi-akademi dan perguruan tinggi, dan bahkan juga bagi orang-orang dewasa dalam masyarakat.
d. Mengapa bimbingan perlu diadakan disekolah-sekolah
Karena banyak di antar anak-anak kita yang tidak mengetahui kemana harus melanjutkan sekolahnya yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya, dsb.
e. Siapa yang melakukan bimbingan tersebut
Biasanya yang melakukan bimbingan ini adalah orang-orang yang disebut guidance conselor. Ada pula sekolah yang membentuk team guru-guru sebagai petugas bimbingan (group guidance teacher), dan setiap guru anggota team itu disebutnya teacher conselor.
f. Bagaimana untuk sekolah-sekolah kita
Bagi sekolah dan masyarakat kita dewasa ini, bukan maksudnya untuk melaksanakan bimbingan itu menuggu sampai tersedianya para ahli seperti dikatakan diatas.
2. Fungsi bimbingan dalam pendidikan
a. Bimbingan dan pendidikan
Apa yang dilakukan guru terhadap murid-muridnya, seperti menolong seorang anak yang mengalami kesulitan dalam belajarnya, usaha memberikan pendidikan yang sesuai dengan minat dan kecakapan anak-anak, memberi nasihat kepada seorang anak yang meminta berhenti dari sekolahnya karena suatu sebab, dll.
b. Bimbingan mengefektifkan program sekolah
Memperhatikan individu anak-anak, mendekatkan hubungan sekolah dengan masyarakat, membimbing individu ke arah jabatan atau pekerjaan yang sesuai.
3. Program bimbingan disekolah
a. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan
Dalam hal bimbingan yang perlu diperhatikan adalah bahwa inti dari bimbingan terletak di dalam jiwa atau semangat yang di dalamnya pelayanan-pelayanan yang di berikan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi program bimbingan
Di samping factor pelaksana (orang-orang yang bertugas melaksanakan bimbingan itu), juga factor alat dan perlengkapan, metode dan bentuk pelayanan, anak-anak atau murid-murid yang menerima bimbingan itu, dan lembaga-lembaga masyarakat yang erat hubungannya dengan pelaksana bimbingan itu.
c. Ciri-ciri umum program bimbingan
Kegiatan bimbingan harus dilakukan secara kontinyu, proses bimbingan harus menyerap setiap kegiatan sekolah, semua fase program bimbingan harus di koordinasi, dan program itu hendaklah mengarahkan titik perhatiannya pada tujuan-tujuan dan masalah-masalah individu murid-murid.
d. Implikasi-implikasi suatu program bimbingan
Implikasinya dalam hal program bimbingan ini yang mengarah pada individu murid, bagi organisasi dan pekerja sekolah.
4. Organisasi bimbingan di sekolah
a. Permasalahan
Tidak semua orang dapat mengatasi dan menyelesaikan kesulitan dalam hidupnya. Apalagi anak-anak, sebagai generasi muda yang belum matang dan masih memerlukan bimbingan dan pendidikan untuk persiapan hidupnya pada masa yang akan datang.
b. Struktur organisasi bimbingan di sekolah
Di sekolah-sekolah yang memiliki cukup tenaga ahli, seperti di negara-negara yang lebih maju, orang-orang yang diperlukan di dalam organisasi atau lembaga bimbingan itu mencakup dokter, ahli agama, ahli penyakit jiwa (psikiater), ahli ilmu jiwa (psikolog), pekerja sosial (sosial workers), dan ahli pendidikan (pedagog/education).

Bab X halaman 188 s/d 196
HUBUNGAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT

1. Pentingnya hubungan sekolah dan masyarakat
Sekolah adalah bagian yang integral dari masyarakat; ia bukan merupakan lembaga yang terpisah dari masyarakat, hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat, sekolah adalah lembaga sosial yang berfungsi untuk melayani anggota-anggota masyarakat dalam bidang pendidikan.
2. Tujuan hubungan sekolah dan masyarakat
Pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk:
Memelihara kelangsungan hidup sekolah, meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan, memperlancar proses belajar mengajar, memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan progran sekolah.
3. Jenis-jenis hubungan sekolah dan masyarakat
Penulis berpendapat bahwa hubungan kerja sama sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan menjadi tiga jenis hubungan, yakni
Pertama, hubungan edukatif
Kedua, hubungan kultural
Ketiga, institusional
4. Masyarakat adalah lingkungan sosial
Dalam salah satu tulisannya Dr. Siswojo, mengemukakan bahwa isi lingkungan sosial digolongkan dalam empat hal yakni:
(1) Fisik, teknologi, dan sumber manusia,
(2) Sistem hubungan keluarga dalam masyarakat,
(3) Jaringan-jaringan organisasi,
(4) Cara-cara berfikir, kepercayaan, dan nilai-nilai yang ada dan di anut oleh masyarakat.


























KESIMPULAN

Penguraian yang terdapat dalam buku ini lebih terarah kepada kebutuhan praktis yang terdapat di lapangan. Penjelasan yang terdapat dalam buku ini akan memudahkan kita sebagai calonj Pendidik yang tidak akan lepas dari tugas dan kewajibannya sebagai pengelola sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan lainnya.
Pokok-pokok materi yang terdapat dalam buku ini antara lain adalah konsep Administrasi Pendidikan dalam hubungannya dengan Ilmu administrasi, bidang-bidang garapan administrasi pendidikan, kepemimpinan dalam bidang pendidikan, fungsi kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor, organisasi pendidikan di Indonesia khususnya Departemen P dan K, Organisasi Sekolah, serta hubungan Sekolah dengan masyarakat
Dengan adanya buku ini kita bisa lebih jauh untuk mengetahui bahwa tugas guru disekolah tidak hanya mengajar saja, akan tetapi juga sebagai seorang supervisor yang mempunyai tanggung jawab untuk memajukan sekolah tersebut

Readmore »»

Model Pendekatan Ciri-ciri Kepemimpinan

Kepemimpinan dengan model pendekatan ciri-ciri ini menyatakan bahwa seorang pemimpin akan berhasil apabila ia memiliki ciri-ciri tertentu yang dipandang "memenuhi syarat" kepemimpinan, misalnya: bisa mensupervisi, ada keinginan untuk maju, memiliki IQ yang memadai, memiliki ketegasan, memiliki keyakinan, mampu berinisiatif.

Seorang pemimpin yang efektif memiliki beberapa ciri, antara lain :
- Memiliki pengetahuan yang luas
- Mampu bertumbuh dan berkembang
- Memiliki sifat yang inkuisitif (rasa ingin tahu)
- Memiliki kemampuan analistis
- Memiliki daya ingat yang kuat
- Memiliki kapasitas integratif
- Memiliki ketrampilan berkomunikasi secara efektif
- Memiliki ketrampilan mendidik
- Memiliki rasionalitas yang tinggi
- Memiliki obyektifitas yang baik
- Bersifat pragmatis (mau menerima kenyataan yang ada)
- Memiliki kemampuan menentukan skala prioritas
- Mampu membedakan yang urgen dan yang penting
- Tepat waktu
- Memiliki rasa kohesi yang tinggi (mampu menjaga dan memelihara kekompakan tim kerjanya)
- Memiliki naluri relevansi yang tinggi
- Mampu menjadi teladan
- Bersedia menjadi pendengar yang baik
- Memiliki adaptabilitas (tanggap terhadap perubahan yang terjadi dan mampu menyesuaikan diri) yang baik
- Memiliki fleksibilitas (kelenturan) yang baik
- Tegas
- Berani
- Berorientasi ke masa depan
- Memiliki sikap yang antisipatif (bersifat proaktif)


Readmore »»

Total Quality Management

Total Quality Management adalah sebuah filosofi yang melibatkan setiap pelaku organisasi atau usaha dalam sebuah usaha perbaikan secara terus menerus untuk memperbaiki kualitas dan mencapai kepuasan pelanggan. Dari definisi diatas ada 3 kunci utama dalam pelaksanaan TQM yaitu Continual Improvement (usaha yang tak pernah putus untuk melakukan perbaikan ), keterlibatan seluruh anggota dalam organisasi serta kepuasan pelanggan (usaha untuk memenuhi atau bahkan melebihi ekspektasi dari pelanggan ).
Lebih dari sekedar mengukur kualitas pelayanan dan program-programnya secara abstrak , TQM menghubungkan penilaian kualitas secara langsung terhadap kepuasan dari sisi kebutuhan pengguna. Oleh sebab itu TQM mempunyai peranan penting dalam pendekatan terhadap sebuah sistem organisasi atau usaha yang melibatkan seluruh stakeholder untuk secara terus menerus melakukan perbaikan terhadap produk dan jasa.
Pendekatan dengan Total Quality Management :
1. Temukan keinginan dari customer .
2. Design produk ataupun jasa yang sesuai atau bahkan melebihi keinginan dari customer.
3. Design proses-proses yang memfasilitasi "doing the job right at the first time"
4. Pertahankan selalu hasil pada tracknya.
5. Sampaikan pendekatan-pendekatan diatas ke supplier
6. Dari training ini peserta akan dibekali pengetahuan dasar tentang TQM dan tool-tool dasar yang biasa digunakan untuk pendekatan Qualitative & Quantitative seperti Quality Functional Deployment secara sederhana & praktis, Statistical Process Control, FMEA, Error profing (poka yoke) dll yang kesemuanya mendukung pelaku organisasi dalam usahanya mencapai organisasi atau usaha berbasis TQM. Peserta juga nantinya akan dibantu dengan software Minitab pada saat melakukan perhitungan dan analisis statistik, sehingga mudah, praktis serta tidak perlu menghafal rumus.
Obyektivitas Training , Diharapkan setelah mengikuti training, peserta mampu :
1. Memahami konsep Total Quality Management
2. Memahami element kunci Total Quality Management
3. Memahami tool-tool dasar yang biasa digunakan untuk pendekatan Qualitative & Quantitative dalam TotalQuality Management.
4. Memahami dan bisa menggunakan software minitab pada saat melakukan pendekatan quantitative.
TOTAL QUALITY MANAGEMENT SEBAGAI WUJUD PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Sejak awal peradaban, produktivitas yang merupakan kenyataan hidup telah ada. Hal itu muncul sebagai proses pemikiran ekonomi pada akhir abad ke-15 yang pada waktu itu sering terjadi kelaparan. Pada keadaan tersebut, kebutuhan pertama adalah meningkatkan produktivitas tanah.

Menurut pendapat ahli pertanian, tanahlah yang menghasilkan nilai surplus yang kemudian didukung oleh pihak lain. Walaupun teori para ahli pertanian ternyata tidak benar, namun intuisinya adalah benar. Produktivitas pertanian yang sebenarnya menyediakan dan menopang tenaga kerja yang diperlukan oleh industrialisasi (Hardjosoedarmo 2002:216).

Dalam perubahan scenario, produktivitas memperoleh dimensi yang lebih besar sebagai proses yang menghasilkan kualitas yang lebih baik. Hal ini merupakan hasil keyakinan bahwa terdapat perbedaan antara sarana kenikmatan hidup dan tingkat kenikmatan hidup yang diperoleh.

Dalam konteks manajemen produktivitas sangat berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan. Shrode dan Voich (1974) seperti yang dikutip Fatah (2000), mengatakan bahwa tujuan utama manajemen adalah produktivitas dan kepuasan. Mungkin saja tujuan ini tidak tunggal bahkan jamak atau rangkap, seperti peningkatan mutu pendidikan/lulusannya, keuntungan/profit yang tinggi, pemenuhan kesempatan kerja, pembangunan daerah/nasional, tanggung jawab sosial. Tujuan-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap situasi dan kondisi organisasi, seperti kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman.

Apabila produktivitas merupakan tujuan, maka perlu dipahami makna produktivitas itu sendiri. Fatah (2000) membatasi produktivitas sebagai ukuran kuantitas dan kualitas kinerja dengan mempertimbangkan kemanfaatan sumber daya. Produktivitas itu sendiri dipengaruhi perkembangan bahan, teknologi, dan kinerja manusia. Pengertian konsep produktivitas berkembang dari pengertian teknis sampai dengan perilaku.

2. Rumusan Masalah

Bagaimana penerapan TQM sebagai wujud peningkatan mutu pendidikan?

B. PEMBAHASAN MASALAH

1. Paradigma TQM TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya (Tjiptono & Diana 2001:4).

Tujuan utama TQM adalah untuk mereorientasi sistem manajemen, perilaku staf, fokus organisasi dan proses-proses pengadaan pelayanan sehingga lembaga penyedia pelayanan bisa berproduksi lebih baik, pelayanan yang lebih efektif yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan keperluan pelanggan

Manfaat utama penerapan TQM pada sektor publik adalah perbaikan pelayanan, pengurangan biaya dan kepuasan pelanggan. Perbaikan progresif dalam sistem manajemen dan kualitas pelayanan menghasilkan peningkatan kepuasan pelanggan. Sebagai tambahan, manfaat lain yang bisa dilihat adalah peningkatan keahlian, semangat dan rasa percaya diri di kalangan staf pelayanan publik, perbaikan hubungan antara pemerintah dan masyarakatnya, peningkatan akuntabilitas dan transparansi pemerintah serta peningkatan produktifitas dan efisiensi pelayanan publik (deliveri.com).

TQM hanya dapat dicapai dengan memperhatikan karakteristik sebagai berikut:

1. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.

2. Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.

3. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.

4. Memiliki komitmen jangka panjang.

5. Membutuhkan kerjasama tim (teamwork).

6. Memperbaiki proses secara berkesinambungan.

7. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

8. Memberikan kebebasan yang terkendali.

9. Memiliki kesatuan tujuan.

10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan (Tjiptono & Diana 2001:5).

Prinsip-prinsip yang mempedomani TQM mencakup:
1) promosi lingkungan yang berfokus pada mutu,
2) pengenalan kepuasan pelanggan sebagai indikator kunci pelayanan bermutu dan
3) perubahan sistem, perilaku dan proses dalam rangka menjalankan perbaikan selangkah demi selangkah dan terus menerus terhadap barang dan pelayanan yang disediakan oleh sebuah organisasi (deliveri.com).

Lingkungan yang berfokus pada mutu adalah sebuah organisasi dimana pengadaan pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keperluan pelanggan dan dengan biaya terjangkau menjadi konsensus di kalangan anggota organisasi tersebut. Inti pendekatan semacam ini adalah tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan, yang dengan sendirinya menunjukkan efektifitas pelayanan.

Kunci untuk mengatasi tantangan tersebut di atas adalah mempromosikan perubahan pada sistem manajemen dan perilaku organisasi penyedia pelayanan. Hal ini mencakup membangun komitmen untuk perubahan, mempromosikan partisipasi semua pihak terkait dan memberdayakan tim kerja. Komitmen untuk merubah pendekatan organisasi dalam hal pengadaan pelayanan bermula dari tingkat manajer senior, tetapi perubahan itu sendiri dimanifestasikan oleh seluruh staf pada semua lapisan.

Agar TQM berhasil, maka baik klien maupun tim kerja harus menjadi mitra aktif dalam pengambangan pelayanan. Secara khusus, agar pelanggan puas maka staf harus memiliki keahlian yang dibutuhkan dan rasa memiliki terhadap pelayanan. Pegawai pada semua tingkatan harus bisa melatih keleluasaan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, baik di dalam maupun di luar organisasi.

Di Indonesia, cakupan pengambilan keputusan pegawai negeri masih relatif kecil, karena mereka harus menunggu izin dari atasan mereka. Untuk berpindah dari lingkungan yang struktural dan hierarkis menuju ke pemberdayaan pegawai, perlu perubahan perilaku, ilmu dan pengetahuan baru yang cukup subtansial. Perubahan-perubahan struktural utama yang diperlukan untuk mendukung proses ini mencakup pengenalan dan penghargaan terhadap kreatifitas serta inovasi, pengenalan perbaikan yang progresif dan berlanjut serta mengadakan pelatihan untuk para staf secara terus menerus.

Urgensi pengadaan pelatihan dan pendidikan secara berkesinambungan tidak bisa dipandang remeh. Untuk mencipatakan tim kerja yang terberdayakan, maka semua orang dalam lingkungan TQM perlu mendapatkan kemampuan tambahan untuk mengembangkan proses dan kinerja. Pelatihan keahlian kerja yang spesifik harus disediakan dan diperbaharui terus menerus untuk merefleksikan proses yang telah berkembang.

Biasanya, tangapan awal terhadap TQM cukup positif, namun kerap hanya dalam bentuk dukungan verbal semata. Masalah mulai muncul ketika diperlukan dukungan aktif dari para manajer senior untuk menciptakan atmosfer yang kondusif, dimana staf bisa bereksperimen dan mempelajari pendekatan baru tanpa takut disalahkan, atau ketika terjadi tekanan untuk melaksanakan "proyek pesanan" (top-down).

Keadaan ini bisa menyempitkan ruang lingkup TQM dan membuatnya tidak bisa berjalan dalam jangka panjang. Dalam studi banding program TQM pada kantor-kantor Dinas diketahui bahwa tipe kepemimpinan sangat instrumental dalam menanggulangi masalah tersebut. Jika manajemen senior hanya memberikan dukungan verbal, maka staf akan merespon prinsip-prinsip TQM hanya di mulut saja. Sebaliknya, jika manajemen senior berpartispasi aktif dalam proses, maka akan terjadi perubahan kualitatif mengenai kinerja para staf (deliveri.com).

2. Kerangka Produktivitas

Untuk dapat mengungkap kinerja, hasil dan dampak lembaga pendidikan secara periodik dan teratur diperlukan adanya evaluasi, sehingga evaluasi tersebut sekaligus menjadi bagian dari manajemen pendidikan. Fakry Gaffar (1989) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan mengandung arti sebagai suatu proses kerjasama yang sistematik dan komprehensif untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan mengandung arti sebagai upaya yang terkoordinasikan secara sistematik dan sistemik untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga mengandung arti segala sesuatu yang berkenaan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai produktivitas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Produktivitas dalam arti teknis mengacu kepada derajat keefektifan, efisiensi dalam penggunaan sumber daya. Sedangkan dalam pengertian perilaku, produktivitas merupakan sikap mental yang senantiasa berusaha untuk terus berkembang.

Berdasarkan pengertian teknis produktivitas dapat diukur dengan dua standar utama, yaitu produktivitas fisik dan produktivitas nilai. Secara fisik, produktivitas diukur secara kuantitatif seperti banyaknya keluaran (panjang, berat, lamanya waktu, jumlah). Sedangkan berdasarkan nilai produktivitas diukur atas dasar nilai-nilai kemampuan, sikap, perilaku, disiplin, motivasi, dan komitmen terhadap pekerjaan/tugas. Oleh karena itu mengukur tingkat produktivitas tidaklah mudah, di samping banyaknya variable, juga ukuran yang digunakan sangat bervariasi.

Secara khusus di bidang pendidikan formal, produktifitas sekolah ditentukan oleh tiga fungsi utama, yaitu
(1) fungsi administrator,
(2) fungsi psikologi, dan
(3) fungsi ekonomi.
Ketiga fungsi tersebut secara linier menentukan tinggi-rendahnya tingkat produktivitas sekolah (Fattah 2000).

Dengan demikian produktivitas organisasi secara lebih luas mengidentifikasikan keberhasilan dan atau kegagalan dalam menghasilkan suatu produk tertentu (barang atau jasa) secara kualitas dan kuantitas dengan memanfaatkan sumber-sumber dengan benar. Produktivitas merupakan criteria, pencapaian kerja yang diterapkan kepada individu, kelompok atau organisasi.

Gillmore seperti dikutip Fattah (2000), mendasarkan produktivitas pada tiga aspek, yaitu prestasi akademis, kreativitas, dan pemimpin. Seorang yang mempunyai intelegen tinggi sudah barang pasti mempunyai kecenderungan kreatif, berprestasi, dan akhirnya akan produktif. Oleh karena itu, baik secara individu maupun kelompok apabila berkarya sebaik-baiknya, merupakan landasan untuk mencapai produktivitas organisasi.

Pencapaian produktivitas yang tinggi ada kaitannya dengan kepuasan individu dan kelompok. Oleh karena itu, yang penting untuk meningkatkan produktivitas perlu diperhatikan perilaku manusia dan sosial dengan segala aspeknya. Dalam kaitan ini Mc. Gregor sangat yakin bahwa manajer akan mendapatkan manfaat besar, apabila menaruh perhatian pada kebutuhan social dan aktualisasi diri bawahannya.

Demikian juga Maslow tentang kebutuhan dasar yang bertingkat mulai kebutuhan fisiologi, sosial, rasa aman, penghargaan dan aktualisasi diri. Semuanya itu perlu mendapat perhatian seorang manajer untuk memberi saluran, kesempatan sehingga meningkatkan produktivitas.

Kerangka produktivitas dalam selubung TQM dimaksudkan sebagai sasaran utama yang perlu dibidik oleh setiap penyelengara organisasi, tidak kecuali organisasi pendidikan. Hal ini lantaran focus utama dari penyelenggaraan pendidikan dan TQM adalah produktivitas. Dengan demikian keduanya memiliki visi dan missi yang sama dalam meningkatkan kinerja organsiasi.

C. PENUTUP

1. Simpulan

Input, proses, output dan outcomes merupakan kristalisasi dari pentingnya pencapaian produktivitas dalam sebuah organisasi, termasuk bidang pendidikan. Hal tersebut dapat terwujud apabila menerapkan Total Quality Management (TQM). Penerapan TQM sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan tidak bisa berhasil secara instant, artinya perubahan inovatif yang diharapkan tidak dapat terwujud secara langsung. Karenanya diperlukan upaya yang berkesinambungan agar dapat mewujudkan produktivitas yang tinggi.

2. Saran

Mewujudkan kondisi ideal di mana TQM dapat efektif, diperlukan kebersamaan dan kerjasama seluruh komponen penyelenggara suatu organisasi/ pendidikan, dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Kendal. Dengan demikian produktivitas yang diharapkan sangat tergantung bagaimana setiap komponen pendidikan memaknai dan mengaplikasikan TQM.
QM, Bukan Industrialisasi dan Manufacturisasi Pendidikan
Berangkat dari pemikiran, bahwa pendidikan adalah tempat untuk belajar dan tiap individu bebas untuk mempelajari apa yang diinginkan, maka tidak ada alasan bagi siapapun untuk menghalangi informasi pengetahuan, dan semua kegiatan yang dilakukan demi kemajuan ilmu pengetahuan, serta penerapannya di masyarakat.
Saat ini perkembangan pemikiran manajemen pendidikan mengarah pada TQM (Total Quality Management). Sekalipun TQM muncul dan berkembang dalam industri manufaktur, tetapi bukan berarti pendidikan turut di manufakturisasi, melainkan hanya mengadopsi nilai-nilai manajemen semata. Pada prinsipnya sistem manajemen ini adalah pengawasan menyeluruh dari seluruh anggota organisasi terhadap kegiatan organisasi. Lantaran orientasi akhirnya adalah mutu, maka TQM berbentuk seperangkat prosedur dan proses yang berupaya memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja. Prosedur dan standard normatif itulah yang akan mengatur semua sistem yang terlibat dalam managemen pendidikan. Mulai dari sumberdaya fisik, manusia, dan keuangan. Untuk memperoleh mutu kinerja kelembagaan pendidikan sebagaimana disebut di atas, prinsip-prinsip produktivitas, efektivitas, efisiensi menjadi hal yang tidak bisa ditinggalkan.
Penerapan konsep TQM semestinya diarahkan dalam rangka mereduksi kepentingan-kepentingan di luar pendidikan yang berperan begitu kuat dalam dunia pendidikan seperti kepentingan negara, dan kepentingan bisnis. Meskipun dalam konteks tertentu kita dapat mengatakanya sebagai keterdesakan manajemen pendidikan. Jika institusi pendidikan berani untuk lepas dari kepentingan-kepentingan tersebut, dengan masyarakat akademis yang memiliki kemampuan intelektual, maka pendidikan akan kembali kepada fungsinya di masyarakat dengan sendirinya. Penerapan TQM dalam pendidikan menunjukkan adanya tanggung jawab bersama unsur dalam sistem pendidikan untuk menjaga kualitas. Mulai dari pemilik organisasi, pengurus, Guru dan dosen, siswa, sampai dengan karyawan, harus benar-benar mengerti hakekat dan tujuan organisasi pendidikan ini. Artinya, setiap individu yang terlibat harus memahami apa tujuan penyelenggaraan pendidikan. “Quality is everybody responsibility“.Kenyataan dilapangan menunjukkan hal yang sangat kontras. Standard norma penyelenggaraan pendidikan, mulai dari UUD 1945, UU No 20 tentang Sisdiknas, UU No 14 2005 Tentang Guru dan Dosen, Insya Allah UU tentang BHP, Peraturan-Peraturan Pemerintah, serta sejumlah Peraturan Menteri, Keputusan dan Edaran Menteri, hampir tak bisa dilasanakan. Sejumlah standard norma penyelenggaraan pendidikan yang telah terbit di negara ini, sebagaimana dipersyaratkan dalam TQM hampir tak bisa dilaksanakan, bukan karena memuat hal-hal yang sangat idealis, tetapi belum adanya keinginan untuk mematuhinya apalagi melaksanakan. Norma-norma hukum yang lahir tidak cukup menggerakan elemen-elemen sistem dalam pendidikan. Konsekwensinya, persoalan pendidikan di Indonesia menemui berbagai masalah-masalah krit
Dilema Pendidikan Inklusi
Seorang sahabat yang berprofesi sebagai guru di sebuah SMU Negeri di Surabaya bercerita pada saya bahwa dia merasa sangat kesulitan untuk menerangkan mata pelajaran kimia kepada salah satu siswanya yang tuna netra di kelasnya. Di satu sisi dia merasa sangat kesulitan dan sepertinya hampir putus asa, namun di sisi lain dia merasa bahwa tanggungjawabnya adalah mencerdaskan seluruh siswanya tanpa terkecuali termasuk siswa difabel. Sahabat saya tersebut kemudian terus berusaha untuk menemukan cara yang tepat guna mengajarkan ilmu kimia kepada salah satu siswanya yang tuna netra. Sementara siswa tuna netra tersebut semakin merasa tersisih dari proses belajar dalam kelas tersebut karena kebutuhannya informasi yang cukup tidak terakomodasi dengan metode belajar yang dilakukan.
Sebenarnya fenomena di atas tidak perlu terjadi jika sistem pendidikan inklusi dipersiapkan dengan lebih matang. Tahapan – tahapan tersebut antara lain; sosialisasi, persiapan sumber daya (preparing resources), dan uji coba (try out) metode pembelajaran. Sosialisasi pendidikan inklusi dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara umum tentang maksud dan tujuan pendidikan inklusi kepada tenaga pengajar, siswa, dan orang tua. Fungsi sosialisasi sangat penting untuk membangun pra kondisi lingkungan sekolah dan juga kesiapan mental baik bagi siswa maupun para guru.Tahap selanjutnya adalah mempersiapkan sumber daya yang menyangkut kesiapan peralatan peraga untuk simulasi dan kesiapan ketrampilan tenaga pelaksana pendidikan. Kelengkapan peraga untuk pendidikan inklusi memang lebih kompleks dibanding dengan alat peraga ajar yang umum digunakan. Sehingga dituntut kreatifitas dari guru untuk melakukan simulasi proses belajar mengajar. Sementara persiapan tenaga pelaksana pendidikan adalah dengan melakukan pelatihan (training) tentang beberapa metode pelaksanaan pendidikan inklusi kepada para guru.
Jika kedua langkah tersebut telah dilaksanakan maka langkah terakhir adalah melakukan uji coba metode pendidikan inklusi pada sekolah yang ditunjuk. Uji coba dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektifitas metode yang digunakan sekaligus untuk melakukan evaluasi sehingga dapat dicari solusi tepat untuk melakukan perbaikan jika ditemukan kekurangan. Ketika ketiga langkah tersebut sudah terlaksana dengan baik, maka pendidikan inklusi mulai dapat diaplikasikan pada sekolah yang ditunjuk sebagai pilot project.
Subtansi Pendidikan Inklusi
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia untuk menjamin keberlangsungan hidupnya agar lebih bermartabat. Karena itu negara memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan pendidikan yang bermutu kepada setiap warganya tanpa terkecuali termasuk mereka yang memiliki perbedaan dalam kemampuan (difabel) seperti yang tertuang pada UUD 1945 pasal 31 (1). Namun sayangnya sistem pendidikan di Indonesia belum mengakomodasi keberagaman, sehingga menyebabkan munculnya segmentasi lembaga pendidikan yang berdasar pada perbedaan agama, etnis, dan bahkan perbedaan kemampuan baik fisik maupun mental yang dimiliki oleh siswa. Jelas segmentasi lembaga pendidikan ini telah menghambat para siswa untuk dapat belajar menghormati realitas keberagaman dalam masyarakat.
Selama ini anak – anak yang memiliki perbedaan kemampuan (difabel) disediakan fasilitas pendidikan khusus disesuaikan dengan derajat dan jenis difabelnya yang disebut dengan Sekolah Luar Biasa (SLB). Secara tidak disadari sistem pendidikan SLB telah membangun tembok eksklusifisme bagi anak – anak yang berkebutuhan khusus. Tembok eksklusifisme tersebut selama ini tidak disadari telah menghambat proses saling mengenal antara anak – anak difabel dengan anak – anak non-difabel. Akibatnya dalam interaksi sosial di masyarakat kelompok difabel menjadi komunitas yang teralienasi dari dinamika sosial di masyarakat. Masyarakat menjadi tidak akrab dengan kehidupan kelompok difabel. Sementara kelompok difabel sendiri merasa keberadaannya bukan menjadi bagian yang integral dari kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Seiring dengan berkembangnya tuntutan kelompok difabel dalam menyuarakan hak – haknya, maka kemudian muncul konsep pendidikan inklusi. Salah satu kesepakatan Internasional yang mendorong terwujudnya sistem pendidikan inklusi adalah Convention on the Rights of Person with Disabilities and Optional Protocol yang disahkan pada Maret 2007. Pada pasal 24 dalam Konvensi ini disebutkan bahwa setiap negara berkewajiban untuk menyelenggarakan sistem pendidikan inklusi di setiap tingkatan pendidikan. Adapun salah satu tujuannya adalah untuk mendorong terwujudnya partisipasi penuh difabel dalam kehidupan masyarakat. Namun dalam prakteknya sistem pendidikan inklusi di Indonesia masih menyisakan persoalan tarik ulur antara pihak pemerintah dan praktisi pendidikan, dalam hal ini para guru.
Dilema
Penyelengaraan sistem pendidikan inklusi merupakan salah satu syarat yang harus terpenuhi untuk membangun tatanan masyarakat inklusif (inclusive society). Sebuah tatanan masyarakat yang saling menghormati dan menjunjung tinggi nilai – nilai keberagaman sebagai bagian dari realitas kehidupan. Pemerintah melalui PP.No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 41(1) telah mendorong terwujudnya sistem pendidikan inklusi dengan menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan yang melaksanakan pendidikan inklusif harus memiliki tenaga kependidikan yang mempunyai kompetensi menyelenggarakan pembelajaran bagi peserta didik dengan kebutuhan khusus. Undang – undang tentang pendidikan inklusi dan bahkan uji coba pelaksanaan pendidikan inklusinya pun konon telah dilakukan. Namun yang menjadi pertanyaan sekarang adalah sejauh mana keseriusan pemerintah untuk mendorong terlaksananya sistem pendidikan inklusi bagi kelompok difabel.
Beberapa kasus muncul misalnya minimnya sarana penunjang sistem pendidikan inklusi, terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki oleh para guru sekolah inklusi menunjukkan betapa sistem pendidikan inklusi belum benar – benar dipersiapkan dengan baik. Apalagi sistem kurikulum pendidikan umum yang ada sekarang memang belum mengakomodasi keberadaan anak – anak yang memiliki perbedaan kemampuan (difabel). Sehingga sepertinya program pendidikan inklusi hanya terkesan program eksperimental.
Kondisi ini jelas menambah beban tugas yang harus diemban para guru yang berhadapan langsung dengan persoalan teknis di lapangan. Di satu sisi para guru harus berjuang keras memenuhi tuntutan hati nuraninya untuk mencerdaskan seluruh siswanya, sementara di sisi lain para guru tidak memiliki ketrampilan yang cukup untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang difabel. Alih – alih situasi kelas yang seperti ini bukannya menciptakan sistem belajar yang inklusi, justeru menciptakan kondisi eksklusifisme bagi siswa difabel dalam lingkungan kelas reguler. Jelas ini menjadi dilema tersendiri bagi para guru yang di dalam kelasnya ada siswa difabel.
Jika pemerintah memang serius dalam melaksanakan program pendidikan inklusi, maka yang harus dilakukan adalah dengan menjalankan tahapan – tahapan pelaksanaan pendidikan inklusi secara konsisten mulai dari sosialisasi hingga evaluasi pelaksanaannya. Namun yang lebih penting dan secara langsung dapat dilakukan oleh para guru untuk mewujudkan pendidikan inklusi adalah dengan menciptakan suasana belajar yang saling mempertumbuhkan (cooperative learning). Cooperative Learning akan mengajarkan para siswa untuk dapat saling memahami (mutual understanding) kekurangan masing – masing temannya dan peduli (care) terhadap kelemahan yang dimiliki teman sekelasnya. Dengan demikian maka sistem belajar ini akan menggeser sistem belajar persaingan (competitive learning) yang selama ini diterapkan di dunia pendidikan kita. Dalam waktu yang bersamaan competitive learning dapat menjadi solusi efektif bagi persoalan yang dihadapi oleh para guru dalam menjalankan pendidikan inklusi. Pada akhirnya suasana belajar cooperative ini diharapkan bukan hanya menciptakan kecerdasan otak secara individual

Readmore »»

Pengantar Psikologi Umum

1. Judul buku: Pengantar Psikologi Umum
2. Tahun: September 2003
3. Penulis: Prof. Dr. Bimo Walgito
4. Penerbit: ANDI Yogyakarta
5. Alamat penerbit: Jl. Beo 38-40. Telp (0274) 561881 Yogyakarta
6. Jumlah halaman: 246 Halaman. 4 BAB
7. Cetakan: Edisi keEmpat 2003
8. No ISBN: 979-731-413-8
BAB 1 hal 1 - 42
PENGERTIAN, KEDUDUKAN DAN METODE-METODE DALAM PSIKOLOGI
1. PENGANTAR
Di tinjau dari segi ilmu bahasa, perkataan psikologi berasal dari perkataan psyche yang diartikan jiwa dan perkataan logos yang berati atau ilmu pengetahuan. Karena itu perkataan psikologi sering diartikan atau diterjemahkan dengan ilmu pengetahuan tentang jiwa atau disingkat dengan ilmu jiwa.
Psikologi sebagai suatu ilmu, psikologi merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah, merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan penelitian-penelitian ilmiah.penelitian ilmiah adalah penelitian yang dijalankan secara terencana, sistematis, terkontrol, dan dalam psikologi berdasarkan atas data empiris.
2. PENGERTIAN PSIKOLOGI
Perbedaan pandangan bukanlah merupakan hal yang baru dalam lapangan ilmu lebih-lebih dalam lapangan ilmu social. Masing-masing ahli mempunyai sudut pandangan sendiri-sendiri mana yang dianggap penting, sehingga akan berbeda dalam meletakkan titik beratnya, Perbedaan pandangan ini mungkin karena perbedaan bidang study ataupun metode yang digunakan dalam pendekatan masalah. Ini akan jelas apabila dilihat tentang batasan apakah yang dimaksud dengan psikologi itu.
Karena itu psikologi itu merupakan ilmu mengenai jiwa, maka persoalan yang pertama timbul ialah apakah yang dimaksud dengan jiwa itu? Menurut Ki Hadjar Dewantara sebagai berikut:
“Apa yang dimaksud dengan “jiwa” itu menurut pengajaran pengetahuan yang positif? Pertanyaan itu tidak mudah dijawab dan ini terbukti dari adanya macam-macam jawaban. Menurut riwayatnya ilmu psikologi, maka sudah mulai zaman purba orang memperbincangkan soal ini, soal yang tertua didalam peradaban manusia ……………………………………….!” Yaitu perkataan jiwa dapat diartikan sebagai:
a. Kekuatan yang menyebabkan hidupnya manusia
b. Serta menyebabkan manusia dapat berpikir, berperasaan dan berkehendak (budi).
c. Lagi pula penyebabnya orang mengerti atau insyaf akan segala gerak jiwanya.
3. PRILAKU MANUSIA
Psikologi merupakan ilmu tentang perilaku dengan pengertian bahwa perilaku atau aktivitas-aktifitas itu merupakan manifestasi kehidupan psikis. Telah dikemukakan oleh Branca (1964), Woodwort dan Marquis (1957), Sartain, (1967) dan morgan (1984) bahwa yang diteliti atau di pelajari dalam psikologi ini baik perilaku manusia maupun hewan. Namun demikian hasil dari penelitian itu dikaitkan untuk dapat mengerti tentang keadaan manusia.
a. Jenis perilaku
Perilaku pada manusia dapat dibedakan antara berilaku refleksif dan perilaku yang non-refleksif. Perilaku yang refleksif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut. Dalam prilaku yang refleksif respon langsung timbul begitu menerima stimulus. Dengan kata lain begitu stimulus diterima oleh reseptor, begitu langsung respons timbul melalui efektor, tanpa melalui pusat kesadaran atau otak
b. Pembentukan perilaku
Sperti telah dipaparkan didepan bahwa prilaku manusia sebagai terbesar ialah berupa perilaku yang di bentuk, prilaku yang dipelajari.
1. Cara pembentukan perilaku dengan kondisioning atau kebiasaan
2. Pembentukan perilaku dengan penertian (insight)
3. Pembentukan perilaku dengan mengunakan model
c. Beberapa teori perilaku
Bahwa prilaku manusia tidak dapat lepas dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungan dimana individu itu berada.
1. Teori insting
Teori ini dikemukakan oleh McDougall sebagai pelopor dari psikologi social. Menurut McDougall perilaku itu disebabkan karena insting. Insting merupakan perilaku yang innate, perilaku yang bawaan, dan insting akan mengalami perubahan karena pengalaman.
2. Teori dorongan ( drive theory)
Teori ini menurut Hull (lih. Crider, 1983; Hergenhahn, 1976) bila organisme berprilaku dan dapat memenuhi kebutuhannya, maka akan terjadi pengurangan atau reduksi dari dorongan-dorongan perilaku tersebut.
3. Teori insentif (incentive theory)
Insentif atau juga disebut sebagai reinforcement ada yang positif dan ada juga yang negative. Reinforcement yang positif adalah yang berkaitan dengan hadiah, sedangkan yang negative berkaitan dengan hukuman.
4. Teori Antribusi
Teori ini ingin menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku orang. Apakah perilaku itu disebabkan oleh disposisi internal misalnya motif, sikap dsb, ataukah oleh keadaan eksternal. Teori ini dikemukakan oleh Fritz Heider (lih Baron dan Byrne) dan teori ini menyangkut lapangan psikologi social.
5. Teori kognitif
Dengan kemampuan berpikir seseorang akan dapat melihat apa yang telah terjadi sebagai bahan pertimbangannya dismping melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang dan juga dapat melihat kedepan apa yang akan terjadi dalam seseorang bertindak.
4. LETAK PSIKOLOGI DALAM SISTEMATIKA ILMU
Ditinjau secara historis dapat dikemukakan bahwa ilmu yang tertua adalah ilmu filsafat. Ilmu-ilmu yang lain tergabung dalam filsafat, dan filsafat merupakan satu-satunya ilmu pada waktu itu. Karena itu ilmu-ilmu yang tergabung dalam filsafat. Demikian pula halnya dengan psikologi
Psikologi yang mula-mula tergabung dalam filsafat, akhirnya memisahkan diri dan berdiri sendiri sebagai ilmu yang mandiri. Hal ini adalah jasa dari Wilhelm wundt yang mendirikan laboratorium psikologi yang pertama-tama pada tahun 1879 di leipzing untuk meneliti peristiwa-peristiwa kejiwaan secara eksperimental.
5. HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU-ILMU LAIN
Psikologi sebagai ilmu yang meneropong atau mempelajari keadaan manusia, sudah barang tentu psikologi mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang sama-sama mempelajari tentang keadaan manusia.
a. Hubungan psikologi dengan Biologi
b. Hubungan psikologi dengan Sosiologi
c. Hubungan Biologi dengan Filsafat
d. Hubungan psikolgi dengan ilmu pengetahuan alam .
6. RUANG LINGKUP PSIKOLOGI
Seperti telah dikemukakan diatas, Psikologi dilihat dari segi objeknya, psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan yang besar, yaitu:
a. psikologi yang meneliti dan mempelajari manusia
b. psikologi yang meneliti dan mempelajari hewan, yang umumnya lebih tegas di sebut psikologi hewan.
Psikologi umum ialah, psikologi meneliti dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktivitas psikis manusia yang tercermin dalam prilaku umumnya.
Psikologi khusus ialah, psikologi yang meneliti dan mempelajari segi-segi khususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia.
Psikologi khusus ini ada bermacam-macam, antara lain : Psikologi perkembangan, psikologi social, psikologi pendidikan, psikologi kepribadian, psikologi kriminal, Psikopatologi, psikologi perusahaan.
7. METODE-METODE PENELITIAN DALAM PSIKOLOGI
Metode tertua atau metode yang pertama-tama di gunakan dalam lapangan psikologi spekulasi. Akan tetapi akibat perkembangan ilmu pengetahuan pada umunya dan psikologi pada khususnya akhirnya metode ini di tinggalkan, dan dirintislah metode baru yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman atau empiri.
a. Metode longitudinal
Metode ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu relative lama untuk mencapai suatu hasil penelitian. Dengan metode ini penelitian dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan, bahkan bisa sampai tahun demi tahun.
b. Metode Cross-sectional
Metode ini merupakan suatu metode penelitian yang tidak membutuhkan waktu yang cukup lama di dalam mengadakan penelitian.
Untuk lebih terperinci dapat dikemukakan metode-metode yang digunakan dalam lapangan psikologi sebagai berikut :
a. metode intropeksi, b. metode intropeksi eksperimental, c. metode ekstropeksi, d. metode kuesioner, e. metode interviu, f. metode biografi, g. metode analisis data, h. metode klinis, i. metode testing. J. metode statistik
BAB II hal 43 - 52
MANUSIA DAN LINGKUNGANYA

1. MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

Manusia itu merupakan mahkluk hidup yang lebih sempurna apabila dibandingkan dengan mahkluk yang lain. Teori-teori perkembangan tertsebut ialah
a. Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa Perkembangan manusia itu akan dintentukan oleh faktor-faktor nativus, yaitu faktor-faktor keturanan yang merupakan faktor-faktor yang dibawa oleh individu pada waktu dilahirkan. Teori ini dikemukakan oleh Schoppenhouer (Bigot, dkk, 1950).
b. Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa Perkembangan seseorang individu akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman-pengalamanya yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Menurut teori ini individu yang dilahirkan itu sebagai kertas atau meja yang putih bersih yang belum ada tulisan-tulisanya.
Teori empirisme ini dikemukakan oleh John Locke.
c. Teori Konvergensi
Teori ini merupakan Teori gabungan (konvergensi) dari kedua teori tersebut di atas, yaitu suatu teori yang dikemukakan oleh Wlliam Stern baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting di dalam perkembangan individu.
2. FAKTOR ENDOGEN DAN FAKTOR EKSOGEN
Faktor endogen ialah factor yang di bawa individu sejak dalam kandungan hingga lahir. Jadi factor endogen merupakan faktor keturunan atau factor pembawaan. Faktor Eksogen ialah merupakan faktor yang datang dari luar diri individu, merupakan pengalaman-pengalaman, alam sekitar, pendidikan dan sebagainya yaitu yang sering dikemukakan dengan pengertian milieu.
3. HUBUNGAN INDIVIDU DENGAN LINGKUNGANYA
Dalam teori konvergensi bahwa lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan individu, dan teori ini pada umunya menunjukkan kebenaranya. Lingkungan secara garis besarnya dibedakan:
a. Lingkungan Fisik, Yaitu lingkungan yang berupa alam
b. Lingkungan social, Yaitu merupakan lingkungan masyarakat
BAB III hal 53 - 83
SEKILAS PERKEMBANGAN PSIKOLOGI
1. PENGARUH FILSAFAT PADA PSIKOLOGI
Abad ke 17 merupakan abad perkembangan ilmu pengetahuan, sebelum itu orang berpenggang pada pendapat Aristoteles dan orang-orang ahli dalam bidang filsafat. Pandangan yang paling dominant adalah melalui empiris atau penglaman. Orang ahli yang berpengaruh pada psikologi modern antara lain:
 Rene Descarter (1596-1650)
 John Locke (1632-1704
2. PENGARUH FISIOLOGI DAN PENGETAHUAN ALAM PADA PSIKOLOGI
Pengaruh penetahuan alam dan fisiologi pada psikologi merupakaan permulaan dari psikologi eksperimental. Ada empat ahli yang dapat dipandang sebagai orang yang mengadakan eksperimen-eksperimen antara lain:
1. Hermann von Helmholtz
2. Ernset Weber
3. Gustav Theodore Fechner
4. Wilhelm Wundt
3. FISIKOLOGI FUNGSIONAL
Tokohya bernama William James (1842-1910), banyak hal yang merupakan paradoksal dari Jamel dalam kaitanya dengan psikologi di Amerika. Pada satu sisi ia merupakan pelopor atau pendahulu bagi psikologi fungsional di amerika, ia merupakan pionir psikologi modern di Amerika.
4 PISIKOLOGI BEHAVIORISME
Aliran Behaviorisme timbul di Rusia tetapi kemudian berkembang pula di Amerika, dan merupakan aliran yang mempunyai pengaruh cukup lama.
5. PSIKOLOGI GESTAL
Max Wertheimer (1880-1943) dapat dipandang sebagai pendiri dari psikologi Gestalt, tetapi ia bekerja sama dengan dua temanya. Menurut Gestalta baik struktualisme maupun behaviorisme kedua-keduanya melakukan kesalahan, yaitu karena mengadakan atau menggunakan reductionistic approach, keduanya mencoba membagi pokok bahasan menjadi elemen-elemen.
6. PSIKOLOGI ANALISIS
Pendiri psikoanalisis adalah Sigmund (1856-1939). Tujuan dari psikoanalisis dari frued adalah ke tingkat kesadaran mengenai ingatan atau pikiran-pikiran yang direpres atau ditekan, yang diasumsikan sebagai sumber perilaku yang tidak normal dari pasienya.
7. PSIKOLOGI HUMANISTIK
Abraham Maslow (1908-1970) dapat dipandang sebagai bapak dari psikologi humanistic. Gerakan ini merupakan gerakan psikologi yang merasa tidak puas dengan psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan mencari alternative psikologi yang fokusnya adalah manusia dengan cirri-ciri eksistensinya.
8. PSIKOLOGI KOGNITIF
Waston sebagai seorang behavioris menyatakan bahwa psikologi harus menyingkirkan setidak dapatgala referensi yang berkaitan kasadaran. Hal yang di pelajari adalah perilaku yang menampak, pengertian kesadaran adalah pengertian yang dubicous. Kesadaran tidak dapat diamati secara langsung
BAB IV hal 84 - 241
PERITIWA-PERISTIWA KEJIWAAN
1. PERSEPSI
Kehidupan individu, tidak daupat lepas dari lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula individu secara langsung menerima stimulus dari luar dirinya, dan ini berkaitan dengan persepsi.
a. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses pengindraan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga di sebut proses sensoris. Namun proses ini tidak berhenti begitu saja, melaikan stimulus tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.
b. Faktor-faktor yang Berperan dalam Persepsi
Persepsi individu mengorganisasikan dan menginterprestasikan stimulus yang diterimanya sehingga stimulus tersebut mempunyai arti bagi individu yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus merupakan salah satur yang berperan dalam persepsi. Berkaitan dengan factor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan adanya beberapa faktor, yaitu:
1. Objek yang Persepsi
2. Alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf
3. Perhatian
c. Proses Terjadinya Persepsi
Tidak semua stimulus akan direspon oleh organisme atau individu. Proses terjadinya dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Perlu dikemukakan bahwa antara objek dan stimulus itu berbeda, tetapi ada kalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam tekanan.
d. Organisasi Persepsi
Dalam organism atau individu mengadakan persepsi timbul suatu masalah apa yang dipersepsi teu masalah apa yang dipersepsi terdahulu, apakah bagian merupakan hal yang dipersahulu, apakah bagian merupakan hal yang dipersepsipsi lebih dahulu, baru kemudian seluruhnya, ataukah keseluruh dipersepsi lebih dahulu kemudian bagian-bagianya. Hal ini berkaitan bagaimana seseorang mengorganisasikan apa yang dipersepsinya. Objek dapat diprsepsi sangat banyak, yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar manusia. Manusia itu sendiri dapat menjadi objek persepsi.
e. Stimulus
Agar stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus harus cukup kuatnya. Apabila stimulus tidak cukup kuat bagaimanapun besarnya perhatian dari individu, stimulus tidak akan dapat dipersepsi atau disadari oleh individu yang bersangkutan. Dengan demikian ada batas kekuatan minimal dari stimulus, agar stimulus dapat menimbulkan kesadaran pada individu.
- Ambang stimulus
Metode untuk menentukan ambang stimulus pada umumnya digunakan method of limits sebagai salah satu metode psikofisik.
- Ambang perbedaan
Yang dimaksud ambang perbedan perbedaan ialah kemampuan individu dalam membedakan stimulus yang satu dengan stimulus yang lain yang membedakan kekuatanya.
f. Faktor Individu
keadaan individu pada suatu saat ditentukan oleh:
 sifat struktural dari individu
 sifat temporer dari individu
 aktivitas yang sedang berjalan pada individu
g. Persepsi melalui Indera Penglihatan
.Secara alur dapat dikemukakan bahwa proses persepsi berlangsung sebagai berikut:
1. Stimulus mengenai alat indara, ini merupakan proses yang ber sifat kealamam (fisik)
2. Stimulus kemudian di langsungkan ke otak oleh syaraf sensoris, proses ini merupakan proses fisiologis
3. Di otak sebagai pusat susunan syaraf terjadilah proses yang akhirnya individu dapat menyadari atau mempersepsi tentang apa yang di terima melalui alat indera. Proses yang terjadi dalam otak ini merupakan proses psikologis.
a. Struktur fisiologi mata
b. Warna elementer dan warna primer
h. Persepsi melalui Indera pendengaran
Telinga dapat dibagi atas beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi atau tugas sendiri yaitu :
a. Telinga bagian luar, yaitu merupakan bagian yang menerima stimulus dari luar.
b. Telinga bagian tengah, yaitu merupakan bagian yang meneruskan stimulus yang diterima oleh telinga luar, jadi bagian ini merupakan transformer.
c. Telingga bagian dalam, yaitu merupakan reseptor yang sensitive yang merupakan saraf-saraf penerima.
i. Persepsi melalui Indera Pencium
j. Persepsi melalui Indera Pencecap
Indera pencecap terdapat di lidah. Mengenai rasa ini ada 4 macam rasa pokok yaitu rasa:
1. Pahit
2. Manis
3. Asin
4. Asam
k. Persepsi Melalui Indra Kulit
Indra ini dapat merasakan sakit, rabaan, tekanan dan temperature. Tetapi tidak semua bagian kulit dapat menerima rasa-rasa ini
l. Illusi
Biasanya halusinasi merupakan pendahuluan ketidaknormalan jiwa. Illusi merupakan kesalahan individu dalam memberikan interprestasi atau arti terhadap stimulus yang diterimanya.

4. BAYANGAN

a. Bayangan eidetik
Menurut Erich dan Walter Jacnsch bayangan eidetic ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Tipe T (tetanoide) tipe ini lebih menyerupai bayangan pengiring
2. Tipe B (basedoide) tipe ini dapat timbul dengan sendirinya, dan dapat pula timbul dengan sengaja.
3. Halusinasi imulus tersedan bayangan eidetic
Seperti telah dikemukakan di muka, individu dapat mempersepsi sesuatu yang ada di sekitarnya, dan hasil dari persepsi tersimpan dalam jiwanya, bilamana diperlukan dapat ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran.
5. FANTASI
Fantasi ialah kemampuan jiwa untuk membentuk tanggapan-tanggapan atau bayangan-bayangan baru.
a. Macam-macan fantasi
 Fantasi yang menciptakan
 Fantasi yang dituntut atau yang dipimpin
 Fantasi yang mengabstraksi
 Fantasi yang mendeterminasi
 Fantasi yang mengobinasi
6. INGATAN
a. Fungsi memasukan (learning)
Dalam ingatan yang disimpan adalah hal-hal yang pernah dialami oleh seseorang. (1). Dengan cara tidak sengaja dan. (2). Dengan cara sengaja.
b. Fungsi menyimpan
c. Fungsi menimbulkan kembali
d. Kelupaan
e. Beberapa esperimen mengenai ingatan
- Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar
- Metode belajar kembali
- Metode rekonntruksi
- Metode mengenal kembali
- Metode mengingat kembali
7. BELAJAR
a) Penertian belajar
Sikiner (1958) memberikan definisi belajar itu merupakakan suatu proses adaptasi perilaku yang progresif.
b. Belajar sebagai suatu proses
c. Belajar sebagai suatu system
Banyak factor yang mempengaruhi belajar. Maskan apabila dianalisis lebih lanjut, akan didapati beberapa masukan,yaitu masukan mentah, masukan instrument, dan masukan lingkunan. Semua ini berinteraksi dalam proses belajar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar.
8. BERFIKIR
a. Pengertian
Salah satu sifat berfikir adalah goal direrected yaitu berfikir tentang sesuatu, untuk memperoleh pemecahan masalah untuk mendapat sesuatu yang baru.
b. Berfikir kreatif
Dalam berfikir orang akan dapat menemukan sesuatu yang baru, yang sebelumnya mungkin belum terdapat.
c. Tingkatan-tingkatan dalam berfikir kreatif
- Persiapan
- Tingkatan inkubasi
- Tingkat pemecahan atau iluminasi
- Tingkat evaluasi
- Tingkat revisi
d. Hambatan dalam proses berfikir
Hambatan yang timbul dalam proses berfikir disebabkan data yang kurang sempurna, sehinga banyak data yang harus diperoleh. Data dalam keadaan confuse.
9. INTELIGENSI
a. Pengungkapan inteligensi
Telah dipapar di depan bahwa masing-masing individu berbeda-beda dalam segi intelegensinya.
10. PERASAAN DAN EMOSI
a. Perasaan
Apa yang dimaksud perasaan telah dikemukakan di atas. Mengenai perasaan yang berkaitan dengan waktu, yaitu perasaan yang masih telah nyata dengan perasaan yang masih dalam jangkauan waktu yang akan dating.
b. Emosi
Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaitanya dengan prilaku yang mengarah (approach) atau menyingkiri (avaidence) terhadap sesuatu, dan prilaku tersebut pada umunya disertai adanya epresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi.
11. MOTIF
a. Pengantar
Motif berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan untuk merangsang seseorang menjadi semangat.
b. Teori-teori motif
- Teori insting
- Teori dorongan
- Teori insentif
- Teori antribusi
- Teori kognitif
c. Jenis-jenis motif
- Motif fisiologis
- Motif sosial
- Teori kebutuhan dari murray
- Motif eksplorasi, kopetensi, dan self-aktualisasi
d. Frustasi dan konflik
Frustasi atau kendala dapat bermacam-macam: (1). Dari lingkungan. (2). Keinginan yang tidak sesuai dengan harapan. (3). Masalah-masalah pribadi misalnya, cinta segitiga, keluarga dan lain-lain.
KESIMPULAN
Penguraian yang terdapat dalam buku ini lebih banyak mengungkap teori-teori yang dikemukakan oleh para tokoh psikologi. Penjelasan yang terdapat dalam buku ini mudah-mudahan bisa membantu kita dalam memahami sesuatu hal dalam berpikir.
Pokok-pokok materi yang terdapat dalam buku ini dibagi menjadi empat bab antara lain: bab 1 menjelaskan pengertian, kedudukan dan metode-metode dalam psikologi. Bab II Menjelaskan Manusia dan Lingkungannya. Bab III Menjelaskan Sekilas tentang perkembangan psikologi. Bab IV Menjelaskan Peristiwa-peristiwa kejiwaan.
Dalam buku ini masih ada sedikit kekurangan yaitu dengan tidak adanya suatu kesimpulan dalam penulisan buku ini.


Readmore »»