Kamis, 10 Desember 2009

STRATEGI PEMBELAJARAN Berorientasi Standar Proses Pendidikan

Resume Buku
Oleh :
Nama : Muslim Fikri
Nim : 06470012
Jurusan : Kependidikan Islam
Kelompok : 119

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAN NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2009
Tentang Buku
Judul : Strategi Pembelajaran
Berorientasi Proses Pendidikan
Penulis : Dr. Wina Sanjaya, M.Pd
Penertbit : Kencana
Kota Terbit : Jakarta
Tahun : 2007
Cetakkan : 2
Halaman : 292 halaman
ISBN : 979-392573-6Bab 1
Standar Proses Pendidikan

Standar Proses Pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi.(PP. No. 19 tahun 2005 Bab I pasal 1 ayat 6). Standar proses pendidikan yang dimaksud, berlaku untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu, dalam lingkup secara nasional.
Fungsi-fungsi Standar proses Pendidikan, antara lain : sebagai alat dalam pencapaian tujuan pendidikan (kompetensi kelulusan), bagi guru, sebagai pedoman dalam membuat perencanaan program pembelajaran., bagi kepala sekolah sebagai barometer keberhasilan program pendidikan yang ada di sekolah, serta sumber utama dalam merumuskan kebijakkan. Bagi para pengawas, sebagai patokan, ukuran, pedoman dalam penilaian. Bagi komite sekolah, sebagai pertimbangan dalam penyusunan program dan pemberian bantuan, pemberian saran.

Bab 2
Guru Dalam Pencapaian Standar Proses pendidikan

Guru sebagai jabatan professional, menerangkan bahwa pekerjaan guru, tidak semua orang bisa melakukannya. Contoh sederhana dapat dilihat dari tujuan pendidikan itu sendiri bahwa pendidikan bukan hanya sekedar penyampai informasi, lebih jauh, seorang guru mampu mengubah prilaku siswa yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sehingga guru, di tuntut untuk memiliki suatu keahlian tertentu dan dibedakan berdasarkan latar belakang pendidikannya. Begitu juga dengan halnya, Mengajar merupakan pekerjaan professional, sebab membutuhkan keterampilan khusus dalam perencanaan, serta petimbangan-pertimbangan yang bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Kompetensi yang harus ada pada seorang guru, antara lain ; kompetensi pribadi, kompetensi Profesional, Kompetensi sosial, serta kompetensi pedaqoqik. Dengan keterampilan dasar guru ; pertanyaan, penguatan, pembukaan dan penutupan pembelajaran, pengelolaan kelas.

Bab 3
Sistem Pembelajaran Dalam Standar Proses Pendidikan

Ada tiga hal dalam sistem, pertama, sistem selalu memiliki tujuan, kedua, sistem selalu mengandung proses, ketiga, sistem selalu melibatkan komponen-komponen yang ada. Sehingga sistem bermanfaat dalam merancang dan merencanakan suatu proses pembelajaran. Perencanaan adalah proses dan cara berfikir yang dapat membantu dalam mencapai hasil yang diharapkan (Ely), misal ; mampu melihat proses pendidikan. Faktor yang berpengaruh dalam sistem pembelajaran, antara lain ; guru, siswa, saran dan prasarana, serta faktor lingkungan. Komponen sistem pembelajaran terdiri dari Input-Proses-Output, dimana proses memuat bebarapa hal, diantaranya meliputi tujuan, isi/materi/ metode, media, dan evaluasi.
Bab 4
Tujuan dan Standar Kompetensi

Tujuaan merupakan pengikat segala aktivitas guru dan siswa sedangkan mengajar merupakan proses dalam mencapai tujuan tersebut. Sehingga ukuran atau barometer keberhasilan diukur oleh aktivitas siswa, dengan kemampuannya dalam memahami pelajaran. Tujuan juga berguna sebagai pedoman dan panduan kegiatan belajar siswa, membantu dalam mendsain pembelajaran, serta sebagai kontrol terhadap batasan-batasan dan kualitas pembelajaran. 4 macam tingkatan tujuan ; tujuan pendidikan nasional (setiap lembaga yang pada akhir dari prosesnya dapat membentuk manusia seperti yang dirumuskan), tujuan institusional, tujuan kulikuler, tujuan instruksional atau tujuan pembelajaran (TP). Kompetensi sebagai tujuan, didalamnya terdapat beberapa aspek; pengetahuan, pemahaman, kemahiran, nilai, sikap, minat. Klasifikasi kompetensi meliputi : kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi, Kompetensi dasar.

Bab 5
Mengajar dan Belajar dalam Standar proses Pendidikan

Berangkat dari tujuan pembelajaran, bahwa pembelajaran tidak hanya sebatas, penguasaan, penyampaian materi saja, melainkan mampu mengubah perilaku siswa, serta mengajar bagaimana belajar (proses berpikir). sehingga dianggap penting untuk mengubah paradigma khalayak terhadap mengajar, sebab, pertama siswa bukan orang dewasa dalam bentuk mini, tetapi organisme yang sedang berkembang. Teori belajar, yakni teori bahvoristik dan teori kognitif.

Bab 6
Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa

Strategi menunjukkan pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang digunakan dalam melaksanakan strategi, sedangkan pendekatan adalah sudut pandang kita terhadap sesuatu itu. Kemudian teknik dan taktik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan metode. Menurut Rowntree (1974), mengelompokkan strategi dalam strategi penyampaian- penemuan (exposition – discovery learning), strategi pembelajaran kelompok dan individual. Hal yang menjadi pertimbangan dalam menetukan strategi yakni tujuan yang akan dicapai, siswa, bahan pelajaran, dan faktor lainnya.
Prinsip dalam pelaksanaannya, meliputi antara lain : berorientasi pada tujuan, aktivitas, individualitas, Integritas. Pada PP No.19 tahun 2005, prinsip khusunya antara lain : interaktif, Menyenangkan, Menantang, Motivasi. Lebih penting, seperti yang tersirat dalam pengertian pendidikan, hendaknya pembelajarn berorientasi pada aktivitas siswa.

Bab 7
Metode dan Media Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan

Metode yang biasa digunakan dalam mengimplementasikan strategi pembelajaran, antara lain :
1. Ceramah. Berbentuk lisan dengan sasaran kelompok.
2. Demontrasi. Berbentuk Lisan, namun lebih dominan pada memperagakan, atau mempertunjukkan tentang suatu proses.
3. Diskusi. Pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan, tujuan memecahkan permasalahan. (diskusi : kelas, kecil, Simposium, panel)
4. Simulasi. Cara penyajian pembalajaran dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. (sosiodrama, Psikodrama, Role playing)
Media, menurut Gerlach dan Ely, bahwa media adalah meliputi manusia, bahan, peralatan, serta kegiatan yang memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan kterampilan serta sikap. Macam macam media : Media Auditif, media Visual, media Audivisual. media Sama memiliki prinsip yang sama prinsip menentukan strategi digunakan. Sumber belajar (Manusia, alat, bahan pengajaran.aktivitas, lingkungan.)

Bab 8
Strategi Pembelajaran ekspositori (SPE)

Strategi ini menekankan pada proses bertutur (Direct Intruktion), yang di pengaruhi aliran belajar behavioristik (stimulus dan respon). Jadi, SPE adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai pelajaran secra maksimal. Bahan pelajaran dirancang sudah jadi oleh guru. Dengan prinsipnya, antara lain : Berorientasi pada tujuan, komunikasi, kesiapan, berkelanjutan. Prosedurnya, : merumuskan tujuan yang akan dicapai, guru mengusai pelajaran dengan baik, kenalin medan. Keuntungan dari strategi ini, pelajaran dapat dikontrol secara urutan dan keluasan. Kelemahannya, siswa yang memiliki kelamahan dengan pendengaran kemungkinan akan kurang mendapat pemahaman.

Bab 9
Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan yang menekankan pada proses berpikir secra kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu yang dipertanyaakan. SPI beranggapan bahwa, manusia sejak lahir sudah memiliki dorongan untuk ingin tahu dengan segala sesuatu, jadi strategi ini menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Prinsipnya : berorientasi pda pengembangan Intelektual, Interaksi, Betanya, Belajar untuk berfikir, keterbukaan. Prosedur,: Orientasi, rumusan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpilan. SPI sosial. Kelebihan,: menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Kelemahan, ; sulit dalam mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

Bab 10
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM) merupakan serangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan pada proses penyelesaian masalah secara ilmiah. Jenis masalah : mengandung konflik yang bersumber dari berita, rekaman, video dan lainnya, familier dengan siswa, berhubungan dengan kepentingan orang banyak, bahan mendukung dengan bahan tujuan dalam mencapai kompetensi, bahan dipilih sesuai dengan minat siswa. Prosedur, merumuskan masalah, menganalisis masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, pengujian hipotesis, merumuskan rekomendasi pemecahan masalah. Keunggulan, ; Problem solving merupakan teknik afektiv dalam memahami isi pelajaran serta menantang kemampuan siswa. Kelemahan, ; sulitnya mengakomodasi minat seluruh siswa, memerlukan waktu dalam persiapan.

Bab 11
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)
SPPKB merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada kemampuan berfikiri siswa. Tujuan pada strategi ini sama dengan halnya dengan strategi Inkuiri, perbedaannya terletak pada pola pembelajaran yang digunakan, dalam SPPKB, guru memanfaatkan pengalaman siswa, sedangkan inkuiri siswa baru mencari. Strategi ini pertama kalinya dirancang untuk pelajaran IPS, yang artinya strategi ini tidak hanya dirancang untuk siswa bisa memahami pelajaran, tapi lebih pada bagaimana supaya siswa bisa mengembangkan fikirannya dengan mengemukan ide, gagasannya secara verbal, dengan tujuan akhir diharapkan siswa mampu memecahkan permasalahan sosial sesuai dengant tingkatannya. Kareteristik SPPKB ini, menekankan pada proses mental pada siswa secara maksimal, dibangun dalam nuansa dialogis dan tanya jawab secara terus menerus, bersandarkan pada sisi proses dan hasil. Siswa ditempatkan sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Prosedurnya, Orientasi, pelacakkan, konfrontasi, Inkuiri, Akomodasi, Transfer

Bab 12
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif (kelompok) merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada 4 unsur penting dalam SPK, yaitu : ada peserta dalam kelompok, adanya aturan dalam kelompok, adanya upaya belajar setiap kelompok, adanya tujuan yang harus dicapai. SPK digunakan apabila guru menekankan pentingnya usaha kelompok dari pada individu. Jika guru menghendaki adanya kerjasama antar siswa. Karekteristik SPK adalah didasarkan pada manajemen koorperatif, adanya kemampuan untuk bekerja sama, dan keterampilan bekerjasama. Prinsipnya, yaitu : ketergantungan positif, tanggungjawab perseorangan, interaksi tatap muka, parisipasi dan komunikasi. Prosedur pelaksanaan, yaitu : Penjelasan materi, belajar dalam kelompok, penilaian, pengakuan tim. Kelebihan dalam SPK, yaitu : siswa tidak tergantung pada guru, adanya rasa percaya diri pada kemampuan siswa dalam belajar. Sedangkan keterbatasan SPK adalah : adanya keterhambatan pada siswa yang memiliki kemampuannya dalam kelompok, karena harus menyesuaikan yang lainnya, sedangkan pada siswa yang terbelakang seringkali tidak bisa mengikuti cara belajar kelompok seperti itu.

Bab 13
Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)
Strategi pembelajaran kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan yang nyata sehingga siswa terdorong untuk melakukannya dalam kehidupan yang nyata. Dari konsep tersebut, ada 3 hal yang harus dipahami, 1). Adanya keaktifan siswa, 2). adanya hubungan antara materi dengan kehidupan nyata. 3). Mendorong siswa untuk melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. CTL = Inkuiri = SPPKB = dalam hal filosofisnya. Asas asas CTL, yaitu : Konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian nyata. Prosedurnya : pendahuluan, inti (dilapangan, di dalam kelas, penutup ).

Bab 14
Strategi Pembelajaran Afektif
Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan nasional adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban Bangsa yang bermatabat, dalam rangka mencardaskan kehidupan bangsa, bertujuan berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Rumusan tujuan daitas sarat dengan pembentukkan sikap atau afektif yang berhubungan erat dengan nilai, yang sulit untuk diukur. Hakikat Nilai dan sikap, nilai adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang sifatnya tersembunyi, tidak berada dalam dunia empiris. Berkaitan dengan pandangan seseorang tentang baik, buruk, indah dan tidak indah, layak dan tidak layak.
Douglas graham (Gulo, 2002) melihat empat faktor kepatuhan seseorang terhadap nilai, yaitu : normativist (kepatuhan terhadap hukum), Integralist (kepatuhan terhadap hal-hal yang rasional), Fenomenalist (kepatuhan terhadap suara hati atau basa basi), Hedonist (kepatuhan terhadap diri sendiri). Proses pembentukkan sikap, yaitu : Pola pembiasaan, modeling. Strategi pembelajaran afektif diantaranya, antara lain yaitu : model konsiderasi, dan model pengembangan koqnitif. Teknik mengklasifikasi nilai, yakni : kebebasan memilih menghargai berbuat.
Kesulitan dalam pembelajaran afektif adalah belum adanya kurikulum penuh dalam menanamkan nilai, sulitnya melakukan kontrol, tidak bisa dievaluasi secara langsung, kuatnya pengaruh lingkungan dengan kemajuan teknologi.

Readmore »»

KONSEP KEPENDIDIKAN PARA FILOSOF MUSLIM

RESENSI BUKU
Penulis : Drs. H.Busyairi Madjidi (mantan Rektor IAIN Raden Intan)
Penerbit : Al-Amin Press (Yogyakarta) 0274 560719
Tahun : 1997
ISBN : 979-95073-3-5
Penyusun : Muslim Fikri


1. Konsep kependidikan Al-Farabi
Nama lengkap Abu nashr Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Turkhan ibu Uzlag Alfarabi. Lahir pada tahun 359 H/879 M dan wafat pada tahun 339 H/950M.
Dalam bukunya Risalah Fisyasah, membahas beberapa masalah dalam pendidikan, antara lain : perlunya memperhatikan factor bawaan dan tabiat anak – anak dalam pendidikan. Anak-anak berbeda pembawaanya satu sama lain oleh karena itu, apa yang diajarkan harus sesuai dengan perbedaan kemampuan dan pembawaan itu. Misal, anak pembawaan yang buruk, sebaiknya bahan ajarnya tentang pembinaan akhlak, begitunya dengan anak yang lemah kecerdasannya.
Akhlak yang baik menurut al-farabi, hanyalah terwujud dengan pengawasan diri terus-menerus sampai kekuatan jiwa bahimiyah (hewaniyah) ditaklukkan oleh kekuatan jiwa nathiqah(insaniyah). kedua hal ini, merupakan sesuatu yang sangat sensitive dalam proses pembinaannya, Oleh karena itu, perlu dijaga secara terus-menerus. Lebih tegas, Al-Farabi mengemukakan, bahwa baik dan buruk itu berangkat dari sejarah pengalaman manusia.
Moral adalah asas/dasar perilaku, tingkah laku, jadi budinya tidak baik maka pekertinya juga tidak baik.Fsikologi Al-Farabi
Tiga kekuatan dalam jiwa manusia, antara lain :
1) hassanah (penginderaan)
2) Khayyilah( Imajinasi)
3) Nathiqoh (Pikir)
Karya
a) Assamaratul Mardliyayah
b) Araa’u Ahlil madinatil Faadilah
c) Al-majmu’
d) Risalatus Siyasiyah

2. Konsep Kependidikan Ibnu Maskawayh
Nama lengkap Abu Ali Al-Khazin Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu ya’kub dikenal dengan gelar Miskawayh,wafat pada tanggal 9 safar 421 H. berdarah persi dan hidup di daerah arab yang elit. Miskawaihi merupakan nama rumpun keluarga.Di lahirkan di Ray, selatan dari Teheran pada tahun 330 H. dia hidup pada bani buaihi (334-447) yang berkuasa di Baghdad.
Karya
Dalam buku Para Filosof Islam, M.M. syarif, MA. Terjemahan dalam bahasa Indonesia terdapat 18 buah karyannya. Sedangkan dalam Tarikh Falasafatil Islam, lutfi Jum’ah hanya disebutkan 10 buah. Diantaranya : Tahzibul ahklak wa Tathirul A’raaq.
Pokok Pikiran
A. Psikologi
1. Jiwa dan Jism
Psikologi Miskawaihi bertumpu pada ajaran spritualistik tradisonal Plato dan Aristoteles dengan kecendrungan Platonis. Pada tulisannya, Miskawaihi menyatakan ada keterkaitan antara watak dan pendidikan serta Ilmu Jiwa. Tujuan dalam penulisan Tahzibul Akhlak adalah untuk menghasilkan bagi diri kita suatu watak pribadi yang melahirkan perilaku yang baik seluruhnya dengan mudah (secara Otomatis). Hal ini, dapat diperoleh dengan pendidiikan, yang sebelumnya mempelajari Ilmu jiwa. Jiwa menurut Miskawaihi adalah zat pada diri kita yang bukan berupa jism (tubuh), dan bukan pula bagian dari jisim, bukan pula aradl (sifat peserta dalam substansi), wujudnya tidak memerlukan potensi tubuh, tetapi dia Jauhar Basith (Substansi yang tidak terdiri dari unsur-unsur) tak dapat diindra oleh penginderaan
2. Macam-macam kekuatan jiwa (Quwwatun Nafsiah)
a) Quwwatun Nathiqah (Quwwatun malikiyah) merupakan fungsi jiwa tertinggi, kekuatan berfikir, melihat fakta dengan menggunakan alat yang disebut Otak.
b) Quwwatun ghodabiyah (daya Marah) /Quwwatun Sab’iyah, yakni keberanian dalam menghadapi resiko, ambisi pada kekuasaan, kedudukan dan kehormatan dengan menggunakan Hati.
c) Quwwatun Syahwiyyah (nafsu) / Quwwatun Bahimiyah. Yakni dorongan nafsu makan, keingginan pada kelezatan makanan/minuman/seksualitas dan segala macam kenikmatan inderawi, alat yang digunakan dalam hal ini adalah perut.
Pada kenyataannya, kuantitas dan kualitas ketiga macam kekuatan jiwa ini tergantung pda individunya baik dari perangainya, adat kebiasaanya ataupun pendidikkannya. Bila ketiga macam kekuatan itu seimbang dan serasi serta tidak menyimpang dari hakikatnnya, maka lahirlah fadilah-fadilah yang menyertainya.
Ada 4 macam fadilah yang menyertainya sebagi akibat dari keseimbangan ketiga kekuatan jiwa tersebut, antara lain :
a. Al-Hikmah membawahi sifat-sifat ; kecerdasan, cepat mengerti, kebeningan pikiran, dan gampang belajar.
b. Al-‘Iffah membawahi sifat-sifat ; rasa malu, tenang pembawaan, sabar menahan gejolak nafsu, kepantasan, bersahaja, kelembutan, suka kedamaian, kerapian, sopan/anggun, teguh mental.
c. As-Saja’ah membawahi sifat-sifat ; jiwa besar, berani menantang bahaya, tinggi cita-cita, tabah sabar dalam menghadapi bahaya, santun, tidak lemah mental, punya daya tahan tubuh, energik.
d. Al-‘Adalah membawahi sifat-sifat ; persaudaraan, kerukunan, silaturahmi, suka memberi imbalan, simpati ringan tangan, taat, mengagungkan Tuhan.

B. Pendidikan
Cita-cita pendidikan yang termuat dalam karyanya (Tahzibul Akhlak)
ialah terwujudnya pribadi susila, berwatak yang lahir, dari perilaku luhur, atau katakanlah berkepribadian mulia. dari Budi (jiwa/ watak), lahir Pekerti. Sehingga dalam melaksanakan pendidikan perlu untuk mengetahu watak manusia/ budi pekertinya.
1) Apakah watak dapat dididik ?
Watak (al-khulqu) adalah suatu kondisi bagi jiwa yang mendorong untuk melahirkan tingkah laku tanpa pikr dan pertimbangan. Kondisi ini terbagi menjadi dua, Alami (Mijaz) seperti seseorang yang mudah terpengaruh dari hal yang sederhana. Dan watak yang diperoleh dari kebiasaan, / latihan berulang-ulang, hingga berkelanjutan menjadi kebiasaan/ watak. Dengan mengikuti pikiran RUWAQIYYUN (STOICISM) (Galien, 131-201 SM) dan aristoteles tentang watak manusia, karena ada kekuatan penalaran (tamyiz), menyatakan bahwa pada dasarnya watak itu baik, ia berubah karena ada factor-faktor yang merubahnya. Jadi watak tergantung pada pembawaanya dan lingkungannya (pergaulan hidup dan pendidikan).
2) Responsi Individu terhadap Pendidikan.
Manusia dalam menerima pendidikan bermacam-macam tingkatan. Hal sederhan bias dilihat pada dunia anak-anak, yang masih polos terbuka tanpa ada yang ditutupin, berbeda jauh dengan orang dewasa.
Pada ranah ini, kita membutuhkan Pendidikan Agama, mulai dari keluarga sampai pada jenjang sekolahnya, sehingga ia siap dalam menerima “Hikmah”(Ilmu Pengetahuan).
3) Metode alami dalam pendidikan
Thariqun Thab’iyyun (metode Ilmiah), Katanya “ dalam tertib pelaksanaan pendidikan budi pekerti dengan cara langkah demi langkah sampai kepada kesempurnaan terakhir, manusia mempunyai metode alaminya yang menyerupai perilaku alam. Metode ini bertolak dari potensi-potensi manusia. Mana yang muncul lebih dahulu, maka pendidikan diarahkan pada pemenuhan kebutuhan potensi yang lahir terlebih dahulu itu, kemudian pada potensi berikutnya lahir sesuai dengan hukum alam.
4) Fungsi Pendidikan
a. Memanusiakan manusia. Segala perilaku lahir dari pertimbangan nalar pikirannya. Jadi, manusia adalah bila bisa menampakkan perilaku khas dari dirinya yang berpegang teguh pada Syarat-syarat substansinya, yang membedakan dia dengan mahluk lain. Tugas pendidikan adalah mendudukan manusia sesuai dengan substansinya sebagai mahluk yang termulia dari mahluk lainnya.
B. Sosialisasi Individu Manusia. Pendidikan merupakan proses sosialisasi sehingga tiap individu merupakan bagian integral dari masyarakat.
C. Menanamkan Rasa Malu. Kekuatan yang pertama muncul adalah tuntutan biologis. Dengan prosesnya waktu, manusia meinginkan sebuah kebajikkan yang mutlak bagi dirinya. Dari situ, pertama-tama muncul dari manusia adalah rasa malu : rasa malu itu ialah rasa takut lahir sesuatu yang jelek darinya. Anak yang sudah memiliki gejala seperti ini, menendakan ia sudah bisa menunjukkan hal yang baik dan buruk.
5) Ilmu pengetahuan yang dipelajari
Segala ilmu, yang objeknya manusia / budi pekerti manusia yang mengembangkan daya pikir manusia (quwwatun natiqoh). Sehingga beliau membagi Ilmu menjadi dua, yakni : al-Ulumus Syarifah (Ilmu-ilmu mulia), dan al-ulumus Radhli’ah (ilmu ilmu yang hina). Manusia-hewan-tumbuhan-mineral. Dasar pemikirannya, bahwa kecendrungan kepada ulumul aqliyah, sebagai ilmu yang utama dipelajari karena menunjang tercapainya kualitas manusia yang sempurna.




3. Konsep Kependidikan Ibnu Sina
Beliau mendapatkan gelar pada zamannya dari ilmuwan-ilmuwan Islam ialah “ As-syeih” dan “Ar-Rais”.
Nama lengkapnya ialah Abu Ali Al-Husain Ibnu Abdullah Ibnu Hasan Ibnu ali Ibnu sina. Sarjana barat menyebutnya avicenna.
Pendidikannya
1. anak-anak sampai pada umur 10 tahun, beliau sudah hafal Al-qur’an dan mempelajari sebagian kesustraan.
2. Fase remaja, sampai umur 16 tahun, beliau telah mempelajari ilmu hitung, ilmu fiqih, pokok ilmu logika dari buku Isagoge. Pokok-pokok ilmu ukur dari buku Euclide, dan ilmu astronomis dari buku Almagest. Kemudian mengusai ilmu ketabiban teori dan praktek, berhasil menemukan macam macam pengobatan.
3. Fase Dewasa. Berakhir pada umur 18 tahun. Beliau mengembangkan bacaan dan ilmunya. Mulai dari mentelaah ilmu logika, filsafat sampai pada mengarah pada studiya di bidang theologi.
Kepribadiannya
1. Mengagumi diri sendiri
2. Madiri dalam pemikiran.
3. Menghayati agama tetapi belum ke tingkat Zhud dan Wara’.
4. Rajin mencari Ilmu.
5. Pendendam
6. cepat melahirkan karangan.
Karya-karyanya
1. Al-Qanun dalam bidang ketabiban
2. Lisanul Arab dalam bidang bahasa
3. Hadiyatul Amir, potensi manusia
4. as-syifa, filsafat terluas
5. An-najah ikhtisat as-syifa
6. Al-Insyarah wa Tanbihat tulisan terkahir tentang hikmah / filsafat.
7. Risalah fis Siyasah (terdapat di laiden di negeri belanda)
Pemikiran Ibnu Sina
1. Tentang psikologi. Pemikiran tentang daya-daya jiwa terdapat dalam karyanya,
antara lain : Hadiyatul ‘amir, As-Syifa, An-Najah, dan Al-Isyarah. Beliau membagi kekuatan jiwa dalam tiga bagian, antara lain ; Nabatiyah, Hayawaniyah, Insaniyah (Jiwa tumbuh-tumbuhan, jiwa hewan, jiwa manusia) . Tetapi ibnu sina, kesukarannya yakni membedakan akal dengan jiwa. Jiwa dapat serupa dengan akal tetapi sebenarnya akal merupakan bagian dari jiwa. Teori plotinus, jiwa adalah limpahan dari akal. Namun, dari sekumpulan karya-karyanya yang membahas jiwa, menyimpulkan bahwa akal adalah satu kekuatan yang terdapat dalam jiwa.
A. Daya jiwa nabatiah adalah daya yang terdapat dalam diri semua mahkluk yang hidup /bernyawa, daya ini terbagi atas tiga macam.
a). Ghaziyah ialah daya ang merubah makanan menjadi zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh, memperbaharui bagian tubuh, mengisi/ menganti bagian-bagian tubuh yang kosong/ yang mengalami pergantian.
b). Munmiyah (tumbuh) ialah daya yang menumbuhkan/ mengembangkan tubuh jasmani tingginya, besarnya mencapai batas pertumbuhan.
c). Muwallidah (mereproduksi) adalah daya dari suatu organisme untuk mempersiapkan unsur sejenis sifat sifat yang spesifik sihingga dapat menggantikan dalam kehidupan bilamana organisme itu binasa. Eksistensi dari organisme itu dapat hidup berkelangsungan.
Dalam menuju kematian, daya munmiyah ini mulai tidak aktif dalam kerjanya
B. Daya jiwa Hayawaniyah, yang hanya terdapat pada manusia dan hewan. Terbagi menjadi dua bagian, yakni :
1. Daya jiwa hayawaniyah (menggerakkan)
a). Muhrikahbaa’itsah ialah daya keinginan kecondongan yang melahirkan gerakkan. Daya ini terdapat dua macam yakni : 1. baa’itsah syahwaniyah dan baa’itsah ghadlabiyah .
b). Muhrikah faa’ilah ialah daya penggerak yang terdapat dalam urat-urat syaraf sampai pada bagian luar badan.
2. Daya jiwa Hayawaniyah Mudrikah (menganggapi), yang terbagi
menjadi murdrikah dari luar dan mudrikah dari dalam.
a). Mudrikah dari luar adalah jiwa menganggap dari penginderaan terhadap rangsangan yang datang dari luar.
b). Mudrikah dari dalam daya jiwa yang menangkap ransangan yang datang dari dalam. Daya ini terabagi atas lima macam; Hissul Musytarak (persepsi=kesadaran) daya jiwa yang menerima gambaran/ bayangan yang terlukis dari indera. (dalam kitab An-najah), Al-khayyal (fantasi) merupakan tidak lanjut dari daya sebelumnya sehingga tersimpan dalam memori. Al-Mutakhayyilah (imajinasi), pernglompokkan dari daya daya sebelumnya. Wahmiyyah Mutawahhimah (mendeteksi/ mengidentifikasi. Al- Hafizah dan az-zakirah, al hafizah) yakni daya jiwa yang melihara apa yang diperoleh dari daya sebelumnya.
C. Daya jiwa Insaniyah, yang terbagi menjadi 2 macam , yakni ‘Aamaliyah (daya jiwa yang melahirkan perbuatan-perbuatan yang berdasarkan perimbangan-pertimbangan) merupakan khas dari manusia dan ‘Aalimah di sebut juga aqlun nazhari (akal intelegensi teoritis).
2. Tentang Pendidikan. Karyanya tentang pendidikan ditulis dalam kitab Risalah
as-Siyasah” di antara pembahasannya antara lain : memberi nama anak yang
baik, memilih pembantu yang menyusui yang baik. Anak dididik ketika proses menyusui telahusai, pendidikan yang pertama yakni mengenai pekertinya. Pendidikan untuk anak apabiola ia sudah bisa dengan benar mulai berpikir, bercakap, mulailah pelajaran al-qur’an, pelajaran menulis, pelajaran-pelajaran agama. Alat-alat pendidikan pekerti yakni dengan hadiah dan hukum, kasar dan lembut. Serta menjauhkan anak dari kebiasaan jelek.

4. Konsep Kependidikan Ikhwanus Shafa
Pemikirannya tentang pendidikan,
a. Tujuan Pendidikan, adalah haruslah dikaitkan dengan keagamaan.
b. Kurikulumnya harus mencakup logika, filsafat, ilmu jiwa, pengajian kitab agama samawi, kenabian, syariat, ilmu-ilmu pasti.
c. Metode pengajaran harus mencakup beberapa prinsip : “Mengajar Dari Hal Konkrit Kepada Abstrak” . mendominankan pada contoh contoh dari materi yang dipelajari.
d. Perbedaan bakat individual dan sebab-sebabnya. Kepandaian orang tua atau nenek moyangnya, lebh cocok kepada anaknya dari pada kepandaian orang asing.
e. Aspek-aspek yang menyebabkan perbedaan budi pekerti, antara lain : pertama, aspek campuran cair dalam tubuh (cairan darah=pengembara, cairan empedu kuning=berperangai hebat, lekas marah, cairan empedu hitam=tidak gembira, pesimistis.). kedua, lingkungan alam dan geografis. Ketiga, lingkungan sosial budaya. Keempat, kententuan hukum astrologi terhadap waktu kelahiran.

5. Konsep Kependidikan Al-Ghazali
Nama lengkapnya Abu Haid Muhammad Al-Ghazali dengan gelar dari kaum muslim “Hujjatul Islam” dilahirkan pada 450 H/ 1058 M di Thuus ( salah satu kota Khurasan wilayah Parsi).
Karyanya
1) Ihyaa Ulumuddin (ilmu kalam, tasawuf, ahklak)
2) Ayyuhal walad ( akhlak; disini diungkapkan pengaruhnya terhadap filsafat pada Zamannya).
3) Al-Munqizu min ad Dlalal (berisi tentang pengakuannya)
4) Muqasidul falasifah dan tahfutul falasifah (filsafat)
5) Mizanul ‘Amal (Ilmu dan Amal)
Pokok pemikiran dalam Pendidikan
1) Profesi mengajar, suatu kepandaian yang tinggi nilainya, dan lapangan kerja yang sangat terhormat.
2) Tujuan Pendidikan, Takarub kepada Allah adalah tujuan pendidikan yang terpenting.
3) Fitrah Manusia = Tabularasa ( jhon lock)
4) Pendidikan Anak-anak. Dimulai perhatiannya semenjak ia lahir, dan kemudian membiasakan pada hal-hal yang baik. Memberi pendidikan jasmani yang cukup, menanamkan akhlak yang mulia, memperhatikan pergaulan anak, memberi hadiah setiap berprestasi, jangan mencela anak-anak sewaktu ia membuat kesalahan, ketika remaja, ajarkan pkok-pokok agama, jangan biarkan meninggalkan sholat, bila anak sudah dewasa pelajari ia ilmu Syariat.
5) Tuntutan bagi murid, mengutamakan kebersihan jiwa, memperkecil kesibukkan-kesibukkan duniawi, jauhkan dari halaman keluarga, jangan meremehkan ilmu, untuk pemula; hendaknya konsen pada satu mazhab, memperdalam ilmu, ilmu itu sistematis maka hendaknya berangkat dari yang diketahui, janganlah bercita-cita mencari kedudukkan, jabatan dan kemegahan semata.
6) Tuntutan Guru, cinta kasih dan memperlakukan peserta didik seperti anaknya, Ikhlas, jangan pernah bosan menasehati murid, mengkritik pelajar yang budi pekertinya buruk dengan sindiran / tidak terang-terangan jangan menjelekkan pelajaran lain, mengajar menyesuaikan dengan kadar pemahaman pelajar, perkataannya sesuai dengan perbuatannya.

6. Konsep Kependidikan Al-Zarnuzi
Hidup pada masa kemerosotan Daulah Abbasiyah (292-658 H).
Pemikiran tentang pendidikan
Dalam kitabnya Ta’lim Muta’alim (analisis dari kesamaan dan perbedaanya dengan Ilmu pendidikan modern) dapat dilihat dari lima aspek, antara lain ;
a. Tujuan Pendidikan. Mencapai ridho Illahi, kebahagia akhirat, melenyapkan kebodohan dari dalam dirinya dan dari orang lain.
b. Pendidik , kepribadian yang baik, profesional.
c. Terdidik (Tabularasa)
d. Alat Pendidikan (bahan ajar yang mencakup potensi manusia, metode : proses anak belajar dan proses guru mengajar.))
e. Lingkungan. Lingkungan alam, sosial & kebudayaan
7. Konsep Kependidikan Ibnu Khaldun
Ibnu Khuldun, seorang ahli filsafat sejarah dilahirkan di tunisia pada tahun 732 H (1332 M) dan wafat di Mesir pada tahun 808 H (1406 M). Nama lengkapnya Abu Zaid Abdurrahman Ibnu Muhammad Ibnu Khuldun Waliyuddin al-tunisi a- Hadlamy al-Asybili al-maliki. Dia berasal dari keluarga andalusia yang berdomisilidi Silivia.
Karya
Tarikh Ibnu Khuldun yang terdiri dari 3 juz/Kitab, yang pertama tentang ekonomi/ pemerintahan yang terkenal dengan nama Muqodimah Ibnu Khuldun yang membahas secara filosofis tentang kehidupan Manusia dengan dikemas dalam bahasa yang indah, kedua, Tentang sejarah bangsa Arab. ketiga, tentang kerajaan bangsa ar-bar di afrika Utara.
Pemikiran
Dalam kitab muqodimahnya menyampaikan satu fase panjang tentang pengajaran dan metodenya, : Mustafa Amin dalam bukunya Tarikh at-Tarbiyah membuat rangkuman sebagai berikut ;
1. pengajaran dari global ke terperinci, dengan menyampaikan pokok-pokok bahasan kemudian mereview,
2. pemakaian alat peraga dalam pengajaran pada masa permulaan.
3. jangan memberi Ilmu setengah-setengah kepada anak didik, memberi waktu jeda pada setiap pergantian penyampain ilmu baru.
4. memberi contoh baru definisi
5. memberi pelajaran Al-qur’an sejak masa permulaan.
6. memberi pelajaran dan pemahaman sesuai dengan kemampuan siswa
7. mencari ilmu kemana pun
8. mendidik anak dengan penuh kasih dan keakraban
9. dan pemberian contoh suri tauladan yang baik.

8. Pandangan Islam Terhadap Faktor Herediteit

Readmore »»

Sistem Pembelajaran Jarak Jauh dan Pembinaan Ketenagaan

Resensi
Penulis : Dr. Oemar Hamalik
Penerbit : Trigenda Karya. Bandung
Tahun : 1994
Halaman : 48-65
Oleh : Muslim Fikri


Konsep Sistem Pembelajaran Jarak jauh
Sistem pembelajaran jarak jauh adalah suatu keseluruhan proses pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan dalam bentuk pengajaran modular dalam satuan waktu tertentu dengan bimbingan dan pembinaan oleh tenaga professional yang bertujuan untuk meningkatkan mutu kemampuan ketenagaan dalam bidang tertentu.
Dalam definisi di atas ada beberapa karekteristik yang ditunjukkan sebagai berikut :
1. pembelajaran jarak jauh merupakan suatu keseluruhan proses pendidikan dan pelatihan, yang meliputi beberapa komponen yang saling terpadu yakni :a. Komponen Masukan
• Populasi Sasaran yakni tenaga-tenaga yang perlu ditingkatkan kemampuannya, tenaga pengelola, pelaksana, tutor dengan keahlian tertentu
• Peserta didik
• Sumber material; Fasilitas
• Sumber Dana
• Sumber Informasi ketenagaan
b. Komponen Proses
• Kurikulum,
• Bahan pembelajaran
• Media Intruksional
• Bimbingan Tutorial
• Strategi Penilaian
c. Komponen Keluaran
• Kemampuan dan keterampilan
• Sikap
• Loyalitas
• Disiplin
• Pengalaman tertentu yang dihasilkan atau dikembangkan selama proses pembelajaran
2. Pembelajaran dilaksanakan dalam bentuk pengajaran modular. System pengajaran modular adalah suatu penyampaian yang telah dipilih dalam rangka pengembangan system pendidikan yang lebih efisien dan efektif dalam program belajar-mengajar. Secara rinci menggariskan :
a. tujuan intruksional yang akan dicapai
b. topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar-mengajar.
c. Pokok-pokok materi yang akan dipelajari
d. Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas.
e. Peranan guru dalam proses belajar-mengajar
f. Alat-alat dan sumber belajar yang digunakan
g. Kehiatan-kegiatan belajar yang harus di lakukan dan di hayati siswa secara berurutan.
h. Program evaluasi yang akan dilakukan.
3. PPJJ dilaksanakan dalam satuan waktu tertentu. Jumlah waktu yang ditempuh
sesuai dengan banyaknya modul yang akan dipelajari.
4. pada proses PPJJ diimbangi dengan bimbingan dan pembinaan bagi peserta didik.
5. PPJJ dilakukan sesuai dengan kemampuan peserta didik yang akan ditingkatkan. (konsentasi jurusannya)
6. PPJJ dalam pelaksanaannya didukung oleh media yang tepat guna. Dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini : tujuan, ketepat gunaan, keadaan peserta didik, ketersediaan, mutu teknis, biaya.

Keuntungan PPJJ
1. Tujuan pendidikan dapat dicapai secara efisien dan efektif.
2. Peserta didik memiliki waktu luang yang banyak dalam memperdalam Modul. Kecuali ada kegiatan tutor.
3. kegiatan pembelajaran, dapat disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.
4. peserta didik dapat belajar secra mandiri.
5. peserta didik adapat mengetahui hasil belajar sendiri
6. peserta didik merupaka titik pusat pembalajaran atau pendidikan
7. baiaya yang dikeluarkan relative rendah
8. program dapat dilaksanakan dan menjangkau wilayah yang tak terbatas.

Kerugian PPJJ
1. terkesan tidak bersekolah.
2. membutuhkan ketekuanan dan kedisiplinan yang tinggi
3. jika mendapatkan kesulitan sukar untuk capat menemukan penyelesaianya.
4. penguasaan bahasanya dituntut lebih.
5. sering ditemukan masalah pada komunikasidan transportasi.
6. pengiriman moul belajar sering tidak tepat waktu.
7. biaya pembelian media pembelajaran banyak .



KONSEP KOMUNIKASI DALAM SPJJ
A. definisi dan kriteria komunikasi yang efektif
Willard V. Merrihue “ Komunikasi sebagai : suatu perilaku dari pihak pengirim yang memberikan makna yang diinginkan kepada penerima dan menyebabkan perilaku respons yang diinginkan dari penerima.
Cal W. Downs : komunikasi merupakan gabungan 3 kriteria :
1. pentingnya mutu pesan dan penyajiannya. Kejelasan, waktu,konsistensi, panjangnya, dan minat yang saling membutuhkan membentuk suatu daftar karekteristik yang diinginkan.
2. pencapaian hasil-hasil yang diinginkan. Memberitahukan, menilai, menginstruksikan dan mempengaruhi
3. keaktifan harus mempertimbangkan dari segi waktu. Karena hal yang usang berasal dari yang baru pada waktunya.
B. teori komunikasi
1. memiliki tujuan
2. makna pesan – pesan tergantung pada orangnya.
3. ada respon dari penerima pesan
C. riset komunikasi dalam pendidikan
prosedur yang digunakan sosiometri
D. saluran komunikasi yang terpisah-pisah dalam organisasi
E. teori komunikasi : Implikasi terhadap praktek
F. memperbaiki komunikasi individual
G. memperbaiki system komunikasi pendidikan / pembelajaran

Readmore »»

ajong sighring



Readmore »»

sang pahlawan

sang pahlawan dalam sejarah hidup ku,....





Readmore »»